Dosen : NUR HADI
DISUSUN OLEH :
NAMA : ILMA SYAHIDA AROFI
NPM : 23211509
KELAS : 2EB25
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah, rahmat
dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
yang berjudul “TEORI EKONOMI 1”.
Makalah
ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam melaksanakan tugas Pengantar
Teori Ekonomi 1, Jurusan Akuntansi Jenjang S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma.
Dengan segala keterbatasan, kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Dengan segala keterbatasan, kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Bekasi,
27 Oktober 2012
Ilma Syahida Arofi
Ilma Syahida Arofi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Secara
umum ilmu ekonomi atau ekonomika dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang
usaha-usaha
manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan adanya alat-alat pemuas kebutuhan yang
langka (scarce). Pengertian lain bahwa ilmu ekonomi mempelajari bagimana cara
setiap individu atau segolongan masyarakat mengalokasikan sumber daya yang
terbatas jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Keterbatasan
sumber daya seperti alat produksi, konsumsi, barang dan jasa menyebabkan perlu
adanya pilihan rasional untuk memenuhi kebutuhan secara optimal. Yang dimaksud dengan
manusia disini adalah produsen, konsumen sekaligus pemilik faktor-faktor produksi.
Karena alat-alat pemuas (sumber daya) terbatas maka manusia harus berusaha memaksimumkan
kepuasannya baik produsen maupun konsumen. Karena sumber daya yang dimiliki
masyarakat terbatas atau langka, maka kemampuan untuk memproduksi barang dan
jasa juga akan terbatas.
ilmu
ekonomi mikro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku
individu dalam membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan aspek
ekonomi. Individu dimaksud seperti konsumen, pemilik sumber-sumber daya dan
perusahaan dalam perekonomian pasar bebas. Jadi teori mikro atau teori harga
mempelajari arus barang dan jasa dari sektor rumah tangga, komposisi arus
tersebut serta bagaimana harga-harga barang dan jasa ditentukan dalam arus
tersebut. Juga mempelajari arus jasa sumber-sumber ekonomi dari pemilik
sumber-sumber daya ke perusahaan-perusahaan bisnis, kemana penggunaan sumber-sumber
mengalir dan bagaimana harga sumber-sumber ditentukan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Masalah pokok ekonomi
1.2.2
Model-model teoritis dan verifikasi
model
1.2.3
Perkembangan teori ekonomi tentang
nilai ekonomi
1.2.4
Batas kemungkinan produksi
1.2.5
Maksimisasi fungsi dengan satu
variabel
1.2.6
Maksimisasi fungsi dengan beberapa
variabel
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan
dari pembuatan tulisan ini adalah
1.3.1
untuk mengetahui bagaimana para
ekonom merancang dan memverifikasi model-model perekonomian yang sederhana.
1.3.2
untuk mengetahui beberapa metode
yang dipergunakan untuk memecahkan masalah maksimisasi dan minimisasi.
1.3.3
untuk memahami penggunaan analisis
matematis untuk menurunkan impilkasi perilaku ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
MODEL EKONOMI DAN OPTIMISASI EKONOMI
2.1.1 MASALAH
POKOK EKONOMI
Masalah ekonomi
adalah masalah pilihan alokasi suber daya yang langka. Ilmu ekonomi akan
senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi sumber daya
yang langka.
Contohnya udara segar di pedesaan, maka udara segar belum menjadi
barang ekonomi (economic
goods), sebab untuk memperolehnya tidak dibutuhkan
pengorbanan (biaya). Udara segar di
pedesaan adalah barang bebas (free goods).
Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu : produksi, konsumsi
dan distribusi.
-
|
Produksi, menyangkut masalah usaha
atau kegiatan mencipta atau menambah kegunaan suatu benda. Dalam kegiatan
produksi, tidak terlepas dari cara penggunaan bahan mentah, peralatan
(modal), tenaga kerja, dan teknologi yang menentukan kapasitas produksi atau
kemampuan memproduksi barang dan jasa.
|
|
|
-
|
Konsumsi, menyangkut kegiatan
menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda.
|
||
-
|
Distribusi, menyangkut kegiatan
menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen serta saluran distribusi apa
yang akan digunakan. Misalnya lewat
distributor, agen, atau saluran lainnya.
Pokok masalah
ekonomi tersebut terlihat dari penyederhanaan masalah-masalah yang dihadapi,
yaitu sebagai berikut :
|
a.
Barang
apa yang harus diproduksi dan berapa banyak?
Masalah ini menyangkut jenis barang dan
jumlah yang akan diproduksi. Produksi berupa barang dan jasa adalah hasil
transformasi berbagai faktor produksi. Barang dan jasa memberikan manfaat bagi
pemakai/konsumen. Karena sumber daya
terbatas sementara kebutuhan tidak terbatas, maka tidak semua barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat dapat
diproduksi. Suatu masyarakat ekonomi harus menentukan barang dan jasa apa saja
yang akan diproduksi, barang dan jasa mana yang akan diprioritaskan, barang dan
jasa apa yang akan diproduksi kemudian, serta barang dan jasa apa yang tidak
dapat diproduksi. Ini merupakan masalah bagaimana mengalokasikan sumber daya
yang ada (sumber daya alam, manusia, dan modal) ke dalam berbagai sektor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
b.
Bagaimana
Cara Memproduksinya?
Metode produksi atau teknologi mana yang
akan digunakan? Di sini, diperlukan penggunaan metode produksi atau teknologi
yang paling efisien, artinya yang dapat menghasilkan suatu barang dan jasa
dengan pengorbanan (biaya) yang paling rendah. Ilmu ekonomi memandang teknologi
sebagai faktor penting dalam proses produksi. Namun, masih banyak faktor
penting yang harus dipertimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan
manajerial, iklim, kemampuan finansial, dan sikap mental.. Agar teknologi yang
dipilih menghasilkan tingkat efisiensi paling besar.
c.
Untuk
Siapa Barang dan Jasa Diproduksi?
Salah satu ekonomi tentang bagaimana
hasil produksi dibagikan adalah masalah tentang keadilan dan pemerataan
distribusi. Bagaimana memberi balas jasa atas warga yang bekerja lebih banyak
daripada yang lainnya.Masalah distribusi juga terkat dengan pertanyaan
bagaimana memberi jaminan kepada sebagian warga yang mendapatkan hasil produksi
di dalam ekonomi, sekalipun tidak ikut berproduksi seperti anak-anak sekolah
dan orang tua jompo. Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan
erat dengan konsep keadilan masyarakat yang bersangkutan. Bagi masyarakat
egaliter, keadilan berarti setiap individu berhak mendapatkan barang dan jasa
secara adil dalam jumlah yang sama, tetapi bagi masyarakat utilitarian yang
dimaksud dengan adil adalah pembagian
barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
2 2.1.2 MODEL-MODEL
TEORITIS DAN VERIFIKASI MODEL
Teori
– Teori dan Model – Model Pertumbuhan
1) Teori
Klasik
Dasar pemikiran dari teori klasik adalah
pembangunan ekonomi dilandasi oleh sistem liberal, yang mana pertumbuhan
ekonomi dipacu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Jika
keuntungan meningkat, tabungan akan meningkat, dan investasi juga akan
bertambah. Hal ini akan meningkatkan stok modal yang ada. Skala produksi
meningkat dan meningkatkan permintaan
terhadap tenaga kerja sehingga tingkat upah juga meningkat. Yang terakhir ini
selanjutnya akan mengakibatkan jumlah suplay tenaga kerja meningkat yang
akhirnya akan menurunkan tingkat produktivitas dan keuntungan karena berlakunya
hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing of return) karena
terbatasnya jumlah sumber daya alam (SDA),
seperti luas tanah.
Proses ini selanjutnya mengakibatkan
produksi, permintaan tenaga kerja, dan juga tingkat upah menurun. Menurut
pemikiran klasik, pada kondisi seperti ini perekonomian mengalami tingkat
kejenuhan atau keadaan stasioner. Ini adalah sebuah keadaan di mana
perekonomian telah dewasa, mapan, dan masyarakat telah sejahtera, tetapi tanpa
perkembangan lebih lanjut.
Beberapa
teori klasik antara lain sebagai berikut :
a. Teori
Pertumbuhan Adam Smith
Di dalam teori ini, ada tiga faktor
penentu proses produksi / pertumbuhan, yakni SDA, SDM, dan barang modal.
b. Teori
Pertumbuhan David Ricardo
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi
ditentukan oleh SDA yang jumlah nya terbatas, dan jumlah penduduk yang
menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah, di
atas atau di bawah tingkat upah minimal. David Ricardo juga melihat adanya
perubahan teknologi yang selalu terjadi, yang membuat meningkatnya
produktivitas tenaga kerja dan memperlambat proses diminishing return
kemerosotan tingkat upah an keuntungan ke arah tingkat minimumnya. David
Ricardo juga melihat pertanian sebagai sector utama sebagai motor penggerak
pertumbuhan ekonomi.
c. Teori
Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
Menurutnya, ukuran keberhasilan
pembangunan suatu perekonomian adalah kesejahteraan negara, yakni jika PNB
potensialnya meningkat. Sector yang dominan adalah pertanian dan industry. Jika
output di kedua sector tersebut ditingkatkan, maka PNB potensialnya akan bisa
ditingkatkan. Ada dua kelompok faktor yang sangat menentukan pertumbuhan, yakni
faktor – faktor ekonomi seperti tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi. Dan
faktor – faktor nonekonomi, seperti
keamanan atas kekayaan, konstitusi dan hukum yang pasti, etos kerja dan
disiplin pekerjaan yang tinggi. Di antara faktor – faktor ekonomi tersebut yang
paling berpengaruh adalah faktor akumulasi modal. Tanpa penambahan modal
(peningkatan investasi), proses produksi akan berhenti dan berarti PNB
potensial akan berkurang atau hilang. Sumber utama akumulasi modal adalah
keuntungan dari pengusaha, bukan penghematan konsumsi atau tabungan masyarakat.
d. Teori
Marx
Marx membuat lima tahapan perkembangan
sebuah perekonomian, yakni:
1) Perekonomian
komunal primitive
2) Perekonomian
perbudakan
3) Perekonomian
feudal
4) Perekonomian
kapitalis
5) Perekonomian
sosialis
Titik krisis dari teori marx ini adalah
pada transisi dari perekonomian kapitalis dan perekonomian sosialis.
2) Teori
Neo – Keynes
Model pertumbuhan yang masuk di dalam
kelompok teori Neo – Keynes adalah modal dari Harrod dan Domar yang mencoba
memperluas teori Keynes mengenai keseimbangan pertumbuhan ekonomi dalam
perspektif jangka panjang dengan melihat pengaruh dari investasi, baik AD
maupun pada perluasan kapasitas produksi AS, yang pada akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dapat dikatakan bahwa model pertumbuhan
Harrord – Domar adalah suatu gabungan dengan modifikasi dari model pertumbuhan
dari Dumar dan model pertumbuhan dari Harrord. Model dari Domar lebih
memfokuskan pada laju pertumbuhan investasi. Di dalam modelnya, investasi
ditetapkan harus tumbuh dalam suatu presentase yang konstan.
Sedangkan penekanan dari model Harrord
lebih pada pertumbuhan Y jangka panjang. Di dalam modelnya, laju pertumbuhan
keseimbangan yang membuat besarnya pertumbuhan tabungan domestik yang
direncanakan ditetapkan selalu sama dengan besarnya investasi yang
direncanakan.
3) Teori
Neo – Klasik
Pemikiran dari teori neo – klasik
didasarkan pada kritik atas kelemahan – kelemahan atau penyempurnaan terhadap
pendangan / asumsi dari teori klasik.
Beberapa model neo – klasik antara lain
:
a. Model
Pertumbuhan A. Lewis
Model ini yang dikenal dengan sebutan
suplai tenaga kerja yang tidak terbatas adalah satu di antara model neo –
klasik yang meneliti gejala di negara – negara berkembang (NSB).
Model ini menjelaskan bagaimana
pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah NSB yang mempunyai dua sector dengan
sifat yang berbeda, yakni pertanian tradisional yang subsistem di pedesaan dan
industri yang modern di perkotaan. Dalam model ini, pertumbuhan ekonomi terjadi
karena pertumbuhan industry dengan proses akumulasi modal yang pesat, sedangkan
di pertanian pertumbuhan nya relative rendah dengan akumulasi capital yang
rendah sekali. Keunggulan komparati di sector industry adalah upah buruh yang
murah dikarenakan suplai tenaga kerja yang berlimpah di pertanian. Akibat
terlalu banyaknya tenaga kerja di pertanian membuat rendahnya marjinal
produktivitas tenaga kerja di sector tersebut, sehingga perpindahan tenaga
kerja dari pertanian ke industry tidak sampai mengakibatkan turunnya produksi
di pertanian.
b. Model
Pertumbuhan Paul A. Baran
Model ini dikenal sebagai teori pertumbuhan
dan stagnasi ekonomi. Pemikiran nya disebut sebagai tesis neomarxis, karena ia
menolak pemikiran marxis yang menyatakan bahwa NSB akan maju seperti di Eropa
karena sentuhan nya dengan negara – negara maju (NM) atau negara – negara
kapitalis. Sedangkan Baran berpendapat bahwa akibat pengaruh dari NM, ekonomi
NSB akan menjadi buruk. Menurut Baran, proses kapitalisme di NSB berbeda dengan
yang terjadi di NM. Di NM proses kapitalisme yang memakan waktu cukup panjang
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1) Pertumbuhan
ekonomi meningkat bersamaan dengan perpindahan masyarakat petani dari pedesaan
ke industri di perkotaan.
2) Peningkatan
produksi barang dan jasa berbarengan dengan terjadinya pembagian dan
spesialisasi kerja. Sebagian menjadi buruh dan sulit berkembang dan sebagian
lainnya menjadi kaya dan terus menumpuk capital.
Sedangkan, di NSB proses akumulasi modal
tidak terjadi. Yang terjadi justru sebaliknya yaitu modal asing yang datang ke
NSB justru mengambil surplus ekonomiyang terjadi, sehingga capital yang ada
justru berkurang, dan masyarakat menjadi
miskin karena tidak menikmati surplus tersebut.
c. Teori
Ketergantungan Neokolonial
Dasar pemikiran dari teori ini adalah
bahwa pembangunan ekonomi di NSB sangat tergantung pada NM, terutama dalam
investasi langsung di sector pertambangan dan impor barang-barang industri.
Pekerja-pekerja di NSB di bekerjakan sebagai buruh di perusahaan-perusahaan
asing yang berlokasi di NSB di sector pertanian dan pertambangan , sementara
semua kebutuhan produk-produk manufaktur, mulai dari barang-barang konsumsi
hingga peralatan dan mesin industri di impor dari NM.
Ini membuat NSB hanya bisa
berspesialisasi di produk-produk primer yang nilai tambahnya rendah, sementara
NM berspesialisasi di produk-produk industri yang menghasilkan nilai bertambah
besar. Walaupun sekarang ini, sudah banyak NSB yang berspesialisasi dalam
industri manufaktur, tetapi ketergantungan nya terhadap NM tetap tinggi, bahkan
menjadi lebih tergantung, terutama dalam pinjaman dan teknologi.
d. Model
Pertumbuhan WW. Rostow
Menurut Rostow pembangunan ekonomi di
manapun juga merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni
dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju.
Proses ini, dengan berbagai variasinya
pada dasarnya berlangsung sama di manapun dan kapanpun juga. Dalam modelnya,
proses pembangunan terdiri atas lima tahapan, yaitu :
1) Masyarakat
tradisional
2) Prakondisi
untuk lepas landas
3) Lepas
landas
4) Menuju
kedewasaan
5) Era
konsumsi missal tinggi
Kriteria yang digunakan untuk membedakan
tahap satu dengan tahap – tahap berikutnya adalah perubahan yang terjadi dalam
kondisi ekonomi, sosial, politik, serta budaya dalam sebuah perekonomian.
e. Model
Pertumbuhan Solow
Model pertumbuhan Solow adalah penyempurnaan model pertumbuhan Harrod-Domar.
Dalam model Solow, proporsi faktor produksi diasumsikan dapat berubah dan
tingkat upah tenaga kerja dan suku bunga juga bisa berubah. Jika jumlah tenaga
kerja tumbuh melebihi jumlah stok capital, upah akan turun relative dengan suku
bunga, atau sebaliknya, jika pertumbuhan capital melebihi pertumbuhan tenaga
kerja, suku bunga akan turun relatif terhadap upah. Fleksibilitas harga faktor
produksi ini yang memungkinkan jalur pertumbuhan dalam model ini bisa menjadi
stabil, berbeda dengan model H-O yang bisa mengalami ketidakstabilan yang
berkepanjangan jika syarat -syarat untuk mencapai pertumbuhan warranted tidak
terpenuhi. Model ini menganalisis pertumbuhan ekonomi (Y) dengan menggunakan
fungsi produksi. Fungsi produksi yakni capital (K) dan tenaga kerja (L), dapat
tumbuh pada tingkat yang berbeda : Y =
Kα(AL)β
Di mana A = konstanta yang nilainya
berbeda – beda untuk perekonomian yang berbeda dan α dan β adalah elastisitas
output terhadap capital dan tenaga kerja. Dalam fungsi produksi Cobb – Douglas,
α+β = 1 yang artinya bahwa peningkatan output sama persis dengan produktivitas
fisik marginal dari kedua faktor produksi tersebut dikalikan dengan kenaikan
nya. Hal ini mengimplikasikan skala hasil yang konstan.
4) Teori
Modern
Seperti yang telah di jelaskan di atas,
model – model pertumbuhan di atas hanya melihat pada satu sumber pertumbuhan
saja, yakni konstribusi dari penambahan jumlah dari factor-faktor produksi.
Padahal sumber pertumbuhan yang terpenting adalah peningkatan produktivitas ,
bukan jumlah dari faktor – faktor produksi yang di gunakan dan ini mencerminkan
adanya suatu progres teknologi.
Dalam teori modern ini, faktor – faktor
produksi yang krusial tidak hanya banyaknya tenaga kerja dan modal, tetapi juga
kualitas SDM dan kemajuan teknologi, energy, kewirausahaan, bahan baku, dan
material. Bahkan dalam era globalisasi
dan perdagangan bebas dunia saat ini, kualitas SDM dan teknologi
merupakan dua faktor dalam satu paket yang menjadi penentu utama dalam
keberhasilan suatu bangsa / negara.
Selain itu, faktor – faktor lain yang
oleh teori modern juga dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
adalah ketersediaan dan kondisi infrastuktur, hukum serta peraturan, stabilitas
politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.
Dilihat dari kerangka pemikiran kelompok
teeori modern tersebut, ada sejumlah perbedaan yang mendasar dengan kelompok
teori klasik dan neoklasik atau Neo-Keynes, diantaranya adalah yang mencakup
tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Dalam kelompok teori modern, kualitas
tenaga kerja lebih penting dari pada kuantitasnya. Demikian juga dengan modal,
kualitasnya lebih penting dari pada kuantitas. Dan juga kewirausahaan, termasuk
kemampuan seseorang untuk melakukan inovasi, merupakan salah satu faktor
krusial bagi pertumbuhan ekonomi.
Jadi, model – model pertumbuhan baru
memasuki aspek – aspek enogenitas dan eksternalitas di dalam proses pembangunan
ekonomi. Salah satu asumsi dari teori modern ini adalah sifat keberadaan
teknologi yang tidak eksogen, tetapi merupakan salah satu faktor produksi yang
dinamis.
2.1.3PERKEMBANGAN TEORI EKONOMI TENTANG NILAI
EKONOMI
1. Perkembangan
Teori Ekonomi Mikro-Makro
a. Teori
Ekonomi Mikro Sebagai Teori Ekonomi Klasik
Titik awal perkembangan ilmu ekonomi
modern dianggap dimulai pada saat Adam Smith (1723-1790) menerbitkan bukunya
yang berjudul An Inquiri into the Nature
and Causes of the Wealth of Nations, yang kemudian dikenal sebagai Wealth
of Nations (1776).
Adam Smith menyatakan bahwa seperti alam
semesta yang berjalan serba teratur, system ekonomi pun akan mampu memulihkan
dirinya sendiri (self adjustment), karena ada kekuatan pengatur yang disebut
sebagai tangan-tangan tak terlihat (invisible hands). Dalam bahasa yang
sederhana, tangan gaib tersebut adalah mekanisme pasar, yaitu mekanisme alokasi
sumber daya ekonomi berlandaskan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran.
Adam Smith sangat percaya bahwa
mekanisme pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien, jika ikut
campur dalam perekonomian.
Para ekonomi klasik begitu yakin akan
keampuhan mekanisme pasar? Jawabannya terletak pada asumsi-asumsi yang
melatarbelakangi model mekanisme pasar tersebut. Asumsi-asumsi tersebut adalah
struktur pasar merupakan persaingan sempurna; informasi sempurna dan simetris;
input dan output adalah homogeny; para pelaku ekonomi bersifat rasional dan
bertujuan memaksimumkan kegunaan atau keuntungan. Untuk lebih memperdalam
pengertian Teori Ekonomi Klasik (Teori Klasik), ada dua asumsi penting yang
harus ditambahkan.
Asumsi pertama adalah proses penyesuaian lewat mekanisme pasar dapat
tercapai seketika itu juga. Pasar adalah institusi yang tak terbatasi waktu dan
tempat (timeless of exchange). Asumsi kedua adalah tidak ada penggunaan uang
untuk tujuan spekulasi. Asumsi tersebut dikenal sebagai asumsi netralitas uang
(money neutrality) yang mempunyai konsekuensi harga bersifat fleksibel, dapat
berubah seketika itu juga (price flexibility). Asumsi tersebut juga dikenal
sebagai pemisahan antara sektor moneter dengan sektor riil oleh teori klasik
(classical dichotomy).
Asumsi-asumsi klasik mempunyai
konsekuensi bahwa proses pertukaran adalah satu-satunya cara untuk saling
berineraksi. Akibatnya fokus pembahasan klasik adalah sektor analisis perilaku
individu (produsen dan konsumen) dalam rangka mencapai keseimbangan. Teori
klasik identik dengan teori ekonomi mikro. Karena berdasarkan hokum say
permintaan relative tidak terbatas, maka masalah sentral perekonomian adalah
penawaran, baik penawaran input maupun output. Karena itulah ilmu ekonomi
klasik juga dikenal sebagai ilmu ekonomi yang sangat menekan sisi penawarannya
(supply side economics).
b. Revolusi
Keynes : Lahirnya Teori Ekonomi Makro
Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa
sebelum depresi besar adalah perilaku individu dalam rangka mencapai
keseimbangan. Untuk analisis keseimbangan umum (general equilibrium), digunakan
model Walras (Walrasian economics).
Dengan model-model tersebut, para ekonom
berkeyakinan bahwa masa depan perekonomian akan gemilang. Dalam jangka panjang
setiap perilaku ekonomi yang terlibat dalam proses pertukaran lewat mekanisme
pasar akan memperoleh keuntungan.
Posisi keseimbangan masing-masing
individu makin membaik mengakibatkan masyarakat dalam perekonomian makin makmur
dan adil. Kemakmuran muncul karena makin tingginya produktivitas manusia.
Sedangkan produktivitas yang membaik adalah buah dari persaingan yang memaksa
manusia melakukan spesialisasi.
Yang pertama adalah kritik ilmiah
terhadap kebenaran tentang keampuhan mekanisme pasar yang dipercayai sejak
zaman Adam Smith. Menurut Keynes, kelemahan teori klasik adalah lemahnya asumsi
tentang pasar yang dianggap terlalu idealis (utopian)dan terlaluditekankannya
masalah ekonomi pada sisi penawaran.
Pokok pikiran Keynes tersebut di atas
membawa beberapa pembaruan radikal dalam ilmu ekonomi. Yang pertama, mulai
diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dalam analisis ilmu
ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang menjadi ilmu ekonomi
makro. Kedua, dimasukannya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah
menimbulkan pentingnya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah
menimbulakan pentingnya peranan analisis kebijakan (policies analysis). Ketiga,
dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya studi-studi
empiris. Dengan demikian terjadi perubahan/ penyempurnaan metodologi dalam
analisis ekonomi, dari hanya mengandalkan metode deduktif menjadi juga
menggunakan metode induktif. Tidak berlebihan jika Keynes dihormati sebagai
bapak ilmu ekonomi makro, sekaligus ekonom perintis studi induktif.
C.
BATAS
KEMUNGKINAN PRODUKSI
Batas
kemungkinan produksi menunjukkan jumlah maksimum alternatif kombinasi barang
dan jasa yang dapat diproduksi oleh sebuah masyarakat pada suatu waktu ketika
sumber daya ekonomi dan teknologi didayagunakan sepenuhnya.
Kurva batas
kemungkinan produksi tidak hanya menggambarkan kapabilitas produksi yang
terbatas dan masalah kelangkaan. Namun, kurva batas kemungkinan produksi juga
mencerminkan konsep biaya kesempatan (opportunity cost). Sebagai ilustrasi
pengalokasian tersebut dicontohkan oleh suatu perekonomian yang menggunakan
seluruh sumber daya untuk memproduksi makanan dan memproduksi pakaian. Contoh
diatas merupakan dua kemungkinan ekstrim. Diantara dua kemungkinan tersebut
masih terdapat banyak kemungkinan lainnya.
Asumsi yang
digunakan adalah :
a.
Sumber
daya menghasilkan dua macam produk (makanan dan pakaian)
b.
Menggunakan
teknologi yang berlaku
c.
Seluruh
sumber daya digunakan secara penuh.
Berbagai
kemungkinan tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1
Alternatif Kemungkinan Produksi
|
||
Kemungkinan
|
Makanan
(ribuan unit)
|
Pakaian
(ribuan unit)
|
A
|
15
|
0
|
B
|
14
|
1
|
C
|
12
|
2
|
D
|
9
|
3
|
E
|
5
|
4
|
F
|
0
|
5
|
Dalam memilih
apa saja yang diproduksi, para pembuat keputusan memiliki pilihan untuk
memproduksi. Ketika sebuah perekonomian terletak pada batas kemugkinan produksi
pada titik A, semua sumber daya dipergunakan untuk menghasilkan makanan (15.000 unit), sedangkan pakaian sama
sekali tidak diproduksi. Sebaliknya, jika mengambil pilihan F semua
sumber daya dipergunakan seluruhnya untuk memproduksi pakaian (5.000 unit),
sedangkan makanan sama sekali tidak diproduksi.
Pilihan A dan F
disebut pilihan esktrim berarti pilihan yang sangat kecil kemungkinannya untuk
terjadi. Sebab tidak mungkin orang hanya membutuhkan makanan saja atau pakaian
saja. Pilihan B, C, D, dan E adalah kombinasi diantara A dan F yang rasional.
Untuk bergerak dari alternatif D (9.000 makanan dan 3.000 pakaian) ke
alternatif C (12.000 makanan dan 2.000 pakaian), biaya oportunitas tambahan
3.000 unit makanan adalah berkurangnya 1.000 unit pakaian.
Kurva 1.1 Batas
Kemungkinan Produksi
Kurva 1.1
memperlihatkan jumlah produksi maksimum bias dicapai oleh sebuah perekonomian.
Selain itu kurva 1.1 juga menggambarkan daftar pilihan yang tersedia bagi
masyarakat untuk memproduksi barang atau jasa pada jumlah sumber daya dan
tingkat teknologi tertentu.
Batas
kemungkinan produksi disebut juga sebagai kurva transformasi karena memperlihatkan bagaimana suatu jenis barang tertentu dapat dialihkan
pada barang lain, dengan
memindahkan sumber daya dari produksi barang tersebut ke produksi barang lain.
Titik G yang
berada di luar batas tidak mungkin bisa dicapai, sedangkan setiap titik di dalam garis batas,
seperti titik H memperlihatkan sumber daya yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya
dengan cara yang terbaik.
Jika perekonomian
memproduksi kedua barang tersebut pada sepanjang garis batas kemungkinan
produksi, dapat dikatakan bahwa perekonomian berjalan secara efisien. Efisiensi
diartikan sebagai penggunaan sumber daya ekonomi secara efektif untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat. Efisiensi produksi terjadi jika produksi
barang tertentu tidak dapat ditingkatkan lagi tanpa mengurangi produksi barang
lain, yaitu selama perekonomian masih berada pada garis batas kemungkinan
produksi.
Dapat
disimpulkan bahwa batas kemungkinan produksi mengungkapkan tiga konsep, yaitu
keterbatasan (limited), pilihan (choice), dan biaya kesempatan (opportunity
cost). Keterbatasan ditunjukkan oleh kombinasi-kombinasi yang tidak bisa
dicapai di atas garis batas. Pilihan ditunjukkan oleh kebutuhan untuk memilih
dari sekian titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang garis batas. Biaya
kesempatan diperlihatkan oleh kemiringan batas tersebut ke kana n bawah,
artinya satu jenis barang bisa diproduksi lebih banyak jika barang lain diproduksi lebih sedikit.
Keseimbangan Pasar (Equilibrium Market)
Keseimbangan
pasar adalah suatu kondisi dimana ditandai dengan tidak terjadinya kelebihan penawaran (excess
suplly) karena harga terlalu tinggi atau kelebihan permintaan (excess demand)
karena harga terlalu rendah
Secara
matematik, QSx=QDx
Secara grafis
terjadi pada titik potong antara kurva permintaan dengan kurva penawaran.
Contoh ekuilibrium pasar
Fungi permintaan
pasar QDx=60-10px dan fungsi penawarannya QSx=-15+5px
Jawab :
QDx = QSx
60-10px = -15+5px
15px = 75
Px = Rp5
Masukan harga
dalam salah satu fungsi
QDx = 60 - 10px
= 60 - 10.5
= 60 - 50
= 10 unit
Variasi
perubahan keseimbangan pasar
1.
Permintaan
meningkat (demand increase)
2.
Permintaan
meningkat dan penawaran inelastis sempurna (demand increase when supply is inelastic)
3.
Permintaan
meningkat dan penawaran elastis sempurna (demand increase when supply is
elastic)
4.
Penawaran
menurun (supply descrease)
5.
Penawaran
menurun dan permintaan inelastis sempurna (supply descrease when demand is
inelastic)
6.
Permintaan
dan penawaran naik (demand and supply
increase)
D.
MAKSIMISASI
FUNGSI DENGAN SATU VARIABEL
Elemen-elemen
dasar dari aljabar dinamai variabel. Variabel-variabel ini biasanya disebut X
dan Y yang mempunyai sembarang nilai numerik. Kadang-kadang nilai-nilai dari
satu variabel (Y) berkaitan dengan nilai-nilai dari variabel yang lain (X) menurut
suatu hubungan fungsional tertentu yang spesifik. Bentuk persamaan matematis ini
ditunjukkan dengan notasi fungsional :
Y
= f(X)
Persamaan ini
dapat dibaca bahwa variabel (Y) merupakan fungsi variabel (X). Hal ini dapat
ditafsirkan bahwa nilai varibel (Y) bergantung pada nilai variabel (X).
Biasanya
variabel yang berada pada sebelah ruas
kiri pada suatu persamaan adalah variabel (Y), yang biasa disebut variabel
dependen. Sedangkan variabel (X) berada di sebelah kanan, yang biasa disebut
variabel independen. Tentu saja variabel (Y) ini dalam kenyataannya tidak
selalu bergantung pada satu atau dua variabel. Oleh karena itu dalam persamaan
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Y
= f(X1, X2, X3, ……., Xn)
Hubungan
fungsional merupakan hubungan antara variabel ekonomi tertentu yang dapat
dinyatakan secara matematis. Satu variabel ditempatkan sebagai variabel dependen
yang ingin diketahui nilainya, dan variabel-variabel lain merupakan variabel
independen yang mempengaruhi dan menjelaskan nilai dependen variabel. Selain
dari itu hubungan antara dua atau lebih variabel ekonomi tersebut dapat juga
ditunjukkan dengan tabel atau grafik.
Tata hubungan
fungsional antara (X) dan (Y) mempunyai beberapa bentuk. Dua bentuk yang paling
banyak dijumpai adalah :
1.
(Y)
adalah fungsi linear dari (X), persamaan ini ditunjukkan sebagai berikut :
Y = a + bX
2.
(Y)
adalah fungsi kuadrat dari (X), persamaannya sebagai berikut :
Y = a + bX + cX2
E.
MAKSIMISASI
FUNGSI DENGAN BEBERAPA VARIABEL
Fungsi dengan dua
variabel dapat ditulis dalam notasi fungsional sebagai :
Y
= f(X,Z)
Persamaan ini
menunjukkan bahwa nilai (Y) bergantung pada nilai dua variabel bebas
(independen), (X) dan (Z).
Fungsi dua variabel dapat dimengerti
melalui :
·
Tabel
·
Plot daripada peta kontur
·
Plot daripada irisan kurva permukaan
·
Plot kurva permukaan
Peta Kontur
Misalkan f(x,z) fungsi dengan dua
perubah; dan c adalah konstanta. Himpunan semua titik (x,z)
dimana fungsi bernilai c:
{(x,z)| f(x,z) = c}
disebut kurva tingkat dari fungsi f.
Himpunan kurva-kurva tingkat disebut peta
kontur.
Contoh Kontur dari f(x,y) = x + y
Metode-metode
mengekpresikan hubungan ekonomi
Hubungan fungsional
Kemungkinan cara
termudah untuk meneliti berbagai cara untuk mengekpresikan persamaan ekonomi
dan, pada saat yang bersamaan, memperoleh pendalaman optimisasi ekonomi adalah
memprtimbangkan sejumlah hubungan fungsional yang memainkan peran kunci dalam
model penilaian dasar. Pertimbangan hubungan pertama antara keluaran, Q dan
pendapatan total TR. Dengan menggunakan notasi fungsional, kita dapat
mengekpresikan hubungan tersebut dalam bentuk umum dengan persamaan :
TR=f(Q)
Pendapatan total adalah
fungsi keluaran” nilai variabel dependen - pendapatan total di tentukan oleh
variabel dependen – keluaran. Dalam persamaan seperti ini, variabel di sisi
kiri tanda sama dengan disebut variabel dependen, karena nilainaya bergantung
pada ukuran variabel atau variabel – variabel di sisi kanan tanda sama dengan
di sebut variabel independen, karena nilai – nilai mereka di asumsikan di
tetapkan di luar, atau secara independen, dari model yang di ekpresikan dalam
persamaan tersebut.
Hubungan Total, Rata – Rata, dan Marginal
Difinisi marginal
didefenisikan sebagai perubahan dalam variabel dependen sebuah fungsi yang
berkaitan dengan perubahan satu unit dalam satu variabel independen. Dalam
fungsi pendapatan total di atas, pendapatan marginal adalah perubahan dalam
pendapatan total yang berkaitan dengan perubahan satu unit dalam keluarga.
Hubungan antara Total dan marginal
Pentingnnya hubungan
antara nilai marginal dan nilai total dalam analisis keputusan terletak dalam
fakta bahwa ketika marginal positif, total meningkat dan ketika marginal
negative total menurun. Laba marginal yang brkaitan dengan tujuan unit keluaran
pertama positif, dan laba total meningkatkan dengan keluaran dalam kisaran ini,
tetapi karena laba marginal di unit kedelapan keluaran dalam kisaran ini.
Tetapi karena laba marginal di kedelapan negative laba total menurun jika
keluaran di naikan keatas tingkat tersebut.
Hubungan antara Rata – Rata dan marginal
Hubungan antara nilai
rata – rata dan marginal juga penting dalam beberapa analisi keputusan, karena
marginal mewakili perubahan dalam total, maka ketika marginal lebih besar dari
pada rata – rata, rata rata akan meningkat.
Marginal sebagai derivatif fungsi
Walaupun tabel dan
grafik berguna untuk menjelaskan konsep, persamaan sering kali lebih sesuai
untuk pemecahan masalah, salah satu alasaannya adalah teknik analisis yang kuat
dari kalkulus deferensial diterapkan untuk menemukan nilai maksimum atau
minimum dari sebuah fungsi tujuan, di samping itu konsep – konsep kalkulus
dasar dapat dengan mudah di perluas untuk masalah – masalah keputusan di batasi
oleh satu batasan atau lebih, jadi pendekatan kalkulus terutama berguna untuk
masalah optimisasi yang di batasi yang sering kali mencirikan pengambilan
keputusan manajerial.
Konsep Deriviatif
Derivatif adalah
spesifikasi yang tepat bagi hubungan marginal yang umum,
∆Y/∆X. menemukan
derivatif melibatkan pencarian nilai rasio ∆Y/∆X untuk perubahan yang sangat
kecil dalam X.
Notasi matematis untuk
sebuah derivatif adalah :
Konsep derivative ini
sebagai limt rasio tepat setara dengan kemiringan kurva di satu titik.demikian
pula kemiringan rata – rata dari kurva tersebut dapat di ukur dalam interval X yang
semakin kecil dan di perlihatkan dengan garis –garis lainya. Derivatif ini
mengukur perubahan marginal dalam Y yang berkaitan dengan perubahan yang sangat
kecildalam X di titik tersebut.
Analisis marginal dalam
pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
Manajerial sering kali mengharuskan seseorang untuk menemukan nilai maksimum
atau minimum dari sebuah fungsi. Agar sebuah fungsi berada pada nilai maksimum
atau minimum, maka kemiringan atau nilai marginal fungsi tersebut harus nol.
Deriviatif sebuah fungsi merupakan ukuran yang sangat tepat untuk kemiringan
atau nilai marginal tersebut di titik tertentu. Jadi, maksimisasi atau
minimisasi sebuah fungsi terjadi ketika derivatif fungsi tersebut sama dengan
nol.
Contoh Kasus
= -$10.000+$400Q - $2Q2
Di sisni =laba total Q
adalah keluaran dalam unit.laba meningkat sementara keluaran meningkat menjadi
100 unit keluaran, di mana laba di maksimumkan pada @10.000
Dari fungsi tersebut lalu
menetapkan dai mana derifatif ( marginal )tersebut sama dengan nol.
Laba marginal ( M )=
=$400 - $4Q
Menetapkan derivative
tersebut sama dengan nol menghasilkan
$400 - $4Q=0
$4Q=$400
Q=100 unit
Jadi, ketika Q=100,
laba mmarginal adlah nol dan laba total berada pada maksimum melewati Q=100,
laba marginal negatif dan laba menurun.
Membedakan Maksimum
dengan Minimum
Sebuah masalah dapat
timbul ketika derivatif di pergunakan untuk menentukan maksimum atau minimum.
Derivative pertama dari fungsi total memberikan ukuran apakah fungsi tersebut
menaik atau menurun di setiap titik. Untuk di maksimumkan atau di minimumkan,
fungsi tersebut harus tidak menaik dan tidak pula menurun:yaitu, kemiringan
seperti di ukur oleh derivatif pertama harus nol. Tetapi , karena nilai
marginal atau derivative akan nolbaik untuk nilai maksimum maupun nilai minimum
dari sebuah fungsi,analisis lebih lanjut di perlukan untuk menetapkan apakah
nilai maksimum atau minimum yang di temukan.
Menggunkan marginal
untuk Memaksimumkan Selisih antara dua fungsi
Maksimisasi laba adalah
tingkat keluaran dengan laba terbesar di mana pendapatan marginal sama dengan
biaya marginal dan laba marginal adalah nol. Laba total sama dengan pendapatan
total di kurangi biaya total, dan karena itu sama dengan jarak vertical antara
kedua kurva tersebut di setiap tinkat keluaran, jarak ini di maksimumkan oleh
Qb, di mana kemiringan kurva pendapatan dan kurva biaya adlah sama. Karena
kemiringan kurva pendpatan total dan biaya total mengukur pendapatan marginal,
MR, dan biaya marginal, MC, maka ketika kedua kemiringan ini sama, MR = MC
Alasan bahwa Qb
merupakan tingkat keluaran yang memaksimumkan laba dapat dilihat dengan
mempertimbangkan bentuk kedua kurva di sisi kanan titik Qa.sebuah contoh akan
membantu menjelaskan penggunaan marginal ini.pertimbangan fungsi pendapatan,
biaya, dan laba berikut ini
Pendapatan total : TR =
$41.5Q - $1.Q2
Biaya total = TC = $150
+ $10Q - $0,5Q2 + $0,02Q3
Laba total = TR – TC
Keluaran yang
memaksimumkan laba dapat di tentukan denganmensubtitusi funsi pendapatan total
ke dalam fungsi laba,lalu menganlisis derivative pertama dan keduadari
persamaan itu
= TR – TC
=$41,5Q - $1,1Q2 – (
$150 + $10Q - $0,5Q2 + $0,02Q3 )
=$41,5Q - $1,1Q2 - $150
+ 10Q - $0,5Q2 + $0,02Q3
= - $150 + $31,5Q2 - $0,6Q2 + $0,02Q3
Laba marginal,
derevatif pertaman dari fungsi laba tersebut adalah
Mπ= =$31,5 - $1,2Q -
$0,06Q2
Dengan menetapkan laba
marginal sama dengan nol dan menggunakan persamaan kuadrat untuk memecahkan
kedua akar, kita memperoleh Q1= -35 dan Q2=+15. Karenajumalh keluaran negatif
tidak mungkin, Q1merupakan tinkat keluaran yang tidak layak dan dapat di tolak.
Evaluasi terhadap
derivatif kedua dari fungsi laba tersebut di Q=15akan menunjukan apakah ini
merypakan titik maksimisasi laba atau minimisasi laba.
Derivatif kedua tersebut di ketahui,
= -$1,2 - $ 0,12Q
Mengevaluasi derivative
ini di Q=15 menunjukan nilai sebesar -$3;karena itu, Q= 15 merupakan titik
maksimisasi laba.
Optimilisasi multivarian
Karena banyak hubungan
ekonomi melibatkan lebih dari dua variabel, berguna bagi kita untuk meneliti
konsep optimisasi multivarian untuk persamaan
dengaan tiga variabel atau lebih. Optimisasi multivarian adalah menemukan
titik optimal di sebuah fungsi yang melibatkan tiga variabel atau
lebih.derivatif parsial adalah konsep yang di pergunakan untuk analisis
marginal seperti ini. Peraturan untuk menetapkan derivative parsial pada
dasarnaya sama dengan derivatif sederhana, karena konsep derivative parsial
melibatkan asumsi bahwa semua variabel tidak berubah, kecuali yang bersangkutan
di mana derivative tersebut di ambil variabel – variabel tersebut di perlukan
sebagai konstansta dalam proses perhitungan derenfensial. Pertimbangan
persamaan :
Q=3.200 – 50P + 39A =
0,25PA – 0,1A2
Dalam fungsi ini,
terdapat dua variabel independen, P dan A sehingga dua derivative parsial dapat
di evaluasi. Untuk menetapkan parsial dalam kaitanya dengan P, bahwa fungsi
tersebut dapat di tulis ulang sebagai :
Q=3.200 – 50P + 39A + (
0,25A)P – 0,1A2
Karena A di perlukaan
sebagai konstanta, derivative parsial dari Q dalam kaitanya dengan P adalah :
=0 -50 + 0 + 0,25A – 0
= - 50 + 0,25A
Dalam menetapkan
parsial dari Q dalam kaitanya dengan A, P di perlukan sebagai sebuah konstanta,
sehingga kita dapat menulis:
Q=3.200 – 50P + 39A + (
0,25P )A – 0,1A2
Dan derivatif parsial
dalam kaitannya dengan A adalah
= 0 – 0 + 39 + 0,25P –
0,2A
=39 + 0,25P – 0,2A
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Masalah
pokok ekonomi terdapat 3 jenis, yaitu :
1. Produksi
2. Konsumsi
3. Distribusi
Model-model
teoritis terdiri dari beberapa teori, yaitu :
a. Teori
Klasik
b. Teori
Neo-Keynes
c. Teori
Neo-Klasik
d. Teori
Modern
Perkembangan
teori ekonomi tentang nilai ekonomi, terdiri dari :
a) Teori
Ekonomi Mikro Sebagai Teori Ekonomi Klasik
b) Revolusi
Keynes : Lahirnya Teori Ekonomi Makro
Batas
Kemungkinan Produksi menunjukkan jumlah maksimum alternatif
kombinasi barang dan jasa yang dapat diproduksi oleh sebuah masyarakat pada
suatu waktu ketika sumber daya ekonomi dan teknologi didayagunakan sepenuhnya.
Maksimisasi
fungsi dengan satu variabel
Bentuk persamaan matematis ini
ditunjukkan dengan notasi fungsional :
Y
= f(X)
Persamaan
ini dapat dibaca bahwa variabel (Y) merupakan fungsi variabel (X). Hal ini
dapat ditafsirkan bahwa nilai varibel (Y) bergantung pada nilai variabel (X).
Maksimisasi
fungsi dengan beberapa variabel
Fungsi
dengan dua variabel dapat ditulis dalam notasi fungsional sebagai :
Y
= f(X,Z)
Persamaan
ini menunjukkan bahwa nilai (Y) bergantung pada nilai dua variabel bebas
(independen), (X) dan (Z).
Metode-metode
mengekpresikan hubungan ekonomi, yaitu :
1)
Hubungan
fungsional
2)
Hubungan
Total, Rata – Rata, dan Marginal
3)
Hubungan
antara Total dan marginal
4)
Hubungan
antara Rata – Rata dan marginal
5)
Marginal
sebagai derivatif fungsi
6)
Konsep
Deriviatif
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja,
Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: FEUI.
Nicholson, Walter. 1995. Mikroekonomi Intermediate Jilid Satu Edisi
Kelima.Jakarta:Binurupa Aksara.
kk.mercubuana.ac.id/files/31011-2-950656274162.doc
mau tanya jika diketahui fungsi permintaan Qdx=1000-4Px+7Py+10i+5A jika diketahui harga barang lain (Py) 100.000 pendapatan (i) naik sebesar 500.000 dan intensitas iklan (A) 5000.000. tentukan fungsi permintaan dan tentukan jumlah TR optimal yang dapat diperoleh.
BalasHapusterimakasih