Jumat, 23 November 2012

TUGAS 3 SOFTSKILL “PERANAN KOPERASI”


SOFTSKILL “PERANAN KOPERASI”
DOSEN : MARTANI
NAMA : ILMA SYAHIDA AROFI
NPM : 23211509
KELAS : 2EB25
  
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah, rahmat dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “PERANAN KOPERASI”.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam melaksanakan tugas Pengantar Ekonomi Koperasi, Jurusan Akuntansi Jenjang S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Dengan segala keterbatasan, kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bekasi, 23 November 2012


Ilma Syahida Arofi


Peranan Koperasi
Peranan Koperasi dalam berbagai bentuk pasar Berdasarkan sifat dan bentuknya, pasar diklasifikasikan menjadi 2 macam :
~       Pasar dengan persaingan sempurna (perfect competitive market).
~       Pasar dengan persaingan tak sempurna (imperfect competitive market) , yaitu: Monopoli, Persaingan Monopolistik (monopolistik competition), dan Oligopoli.

Di Pasar Sempurna (Perfect Competitive Market)
Pasar persaiangan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industry dimana terdapat banyak penjual dan pembeli,dan setiap penjual atau pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar. Ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut :
  • Perusahaan adalah pengambil harga.

Berarti suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi antara keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli.
  • Produk yang dihasilkan sejenis (homogen).

Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara barang yang dihasilkan suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya.akibat dari sifat ini tidak ada gunanya jika produsen melakukan persaingan dalam bentuk bukan harga karena konsumen mengetahui bahwa barang yang dihaslkan oleh produsen tidak ada bedanya.
  • Perusahaan bebas untuk masuk dan keluar.

Apabila perusahaan mengalami kerugian dan ingin keluar dari pasar dapat dengan mudah dilakukan dan sebaliknya jika ada produsen yang ingin melakukan kegiatan di pasar ini ia pun dapat dengan mudah memasuki pasar ini.
  • Pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai pasar.

Pembeli mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan atas harga,akibatnya produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar
  • Terdapat banyak perusahaan di pasar.

Sifat ini memiliki 2 aspek yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relative kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar.akibatnya produksi perusahaan sangat sedikit jika dibandingkan dengan produksi dalam industry tersebut.Sifat ini menyebabkan apapun yang dilakukan perusahaan seperti menaikan harga atau menurunkan harga produksi tidak akan mempengaruhi harga yang berlaku di pasar.

Berdasarkan kondisi di atas, dapat diamati keseimbangan / ekuilibrium dari suatu badan usaha koperasi untuk jangka waktu pendek, menengah, dan jangka panjang. Dalam struktur pasar persaingan sempurna, harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan (demand) dengan penawaran (supply). Oleh sebab itu, perusahaan yang bersaing dalam pasar persaingan sempurna disebut penerima harga (price taker). Jadi apabila koperasi masuk dan menjual produknya ke pasar yang mempunyai struktur bersaing sempurna, maka koperasi hanya dapat mengikuti harga pasar sebagai harga jual produknya. Koperasi tidak akan dapat mempengaruhi harga, walaupun seluruh produk anggotanya dikumpul dan dijual melalui koperasi.
Oleh karena itu, persaingan “harga” tidak cocok diterapkan oleh para pelaku bisnis termasuk koperasi di pasar bersaing sempurna. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, maka koperasi harus mampu bersaing dalam hal “biaya”.
Menurut konsepsi koperasi, biaya produksi akan dapat diminimumkan berdasakan skala ekonomi, baik sebagai koperasi produsen maupun konsumen.

Di Pasar Monopolistik.
Pasar monopolistic pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar yang ekstrem yaitu persaingan sempurna dan monopoli.oleh sebab itu sifat-sifatnya mengandung unsur-unsur sifat monopoli dan persaingan sempurna.Pasar monopolistic dapat didefinisikan sebagai pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda.ciri-cirinya sebagai berikut:
#       Adanya penjual yang banyak.
Namun jumlahnya tidak sebanyak pasar persaingan sempurna,apabila sudah ada beberapa perusahaan maka pasar monopolistic sudah dapat terwujud.Yang terpenting tidak ada satu pun perusahaan yang ukurannya tidak lebih besar dari perusahaan lain.Keadaan ini menyebabkan produksi perusahaan relative kecil dibandingkan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar.

#       Produk yang dihasilkan beragam (heterogen).
Produk yang dihasilkan berbeda secara fisik,pengemasan,perbedaan dalam bentuk “jasa perusahaan setelah penjualan” dan perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli.

#       Persaingan promosi penjualan sangat aktif.
Harga bukan penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-perusahaan dalam pasar monopolistic.Untuk menarik pelanggan perusahaan melakukan perbaikan mutu dan desain barang,melakukan kegiatan iklan yang terus-menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik,dan sebagainya.

#       Keluar masuk industry relative mudah.
Tetapi tidak semudah pasar persaingan sempurna  beberapa faktor yang membedakan yaitu : modal yang diperlukan relative besar,perusahaan harus menghasilkan barang yang berbeda dengan yang sudah tersedia di pasar,dan perusahaan harus mempromosikan barang tersebut agar memperoleh pelanggan.Jika ada perusahaan baru ingin memasuki pasar ini maka harus menghasilkan produk yang yang lebih menarik dari yang sudah ada di pasar.
#       Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga.
Kekuasaan mempengaruhi harga ini diakibatkan dari sifat barang yang dihasilkan yaitu bersifat berbeda.Perbedaan ini membuat pembeli bersifat memilih,yaitu lebih menyukai barang dari suatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang dari perusahaan lainnya.Maka apabila perusahaan menaikan harga maka ia tetap dapat menarik pembeli  dan jika menurunkan harga tidak mudah untuk menjual semua produk yang dihasilkan.Banyak konsumen masih membeli barang yang dihasilkan perusahaan walaupun harganya relative mahal.

Oleh karena itu, apabila koperasi ingin memaksimumkan keuntungannya dalam struktur pasar monopolistic, maka secara teoritis, koperasi harus mampu menghasilkan produk yang sangat berbeda dengan yang dihasilkan oleh pengusaha lain. Tentu strategi dan taktik bisnis dalam promosi, sedikit banyak sangat menentukan perbedaan tersebut.

Di Pasar Monopsoni
Ciri-ciri pasar monopsomi :
  • Terdapat banyak penjual tetapi hanya ada satu pembeli.

Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi petani adalah nonsen. Salah satu contoh monopsoni juga adalah penjualan perangkat kereta api di Indonesia. Perusahaan Kereta Api di Indonesia hanya ada satu yakni KAI, oleh karena itu, semua hasil produksi hanya akan dibeli oleh KAI.

Apabila seorang pengusaha membeli suatu factor produksi secara bersaing sempurna dengan pengusaha lain,maka ia secara perorangan tidak bisa mempengaruhi harga dari factor produksi itu.

Di Pasar Oligopoli
Pasar oligopoly terdiri dari sekelompok kecil perusahaan.Struktur dari industry dalam pasar oligopoly adalah terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar oligopoly sebesar 70-80 persen dari seluruh produksi atau nilai penjualan dan disamping itu terdapat perusahaan kecil.Perusahaan yang menguasai pasar saling mempengaruhi satu-sama lain,karena keputusan dan tindakan dari salah satunya sangat mempengaruhi perusahaan lain.Sifat ini menyebabkan perusahaan lain harus berhati-hati dalam mengambil keputusan dalam hal mengubah harga,membuat desain,mengubah teknik produksi dan lainnya.
Ciri-ciri pasar Oligopoli sebagai berikut :
  • Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda.

Industry dalam pasar oligopoly sering dijumpai dalam industry yang menghasilkan bahan mentah seperti bensin,industry baja dan alumunium dan industry bahan baku seperti semen dan bahan bangunan.Disamping itu pasar oligopoly juga menghasilkan barang yang berbeda umumnya barang akhir seperti industry mobil dan truk,industry rokok,industry sabun cuci dan sabun mandi.
  • Kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan ada kalanya kuat.

Kedua hal ini yang mana yang akan terwujud tergantung kepada kerjasama antar perusahaan dalam pasar oligopoly.Tanpa kerjasama kekuasaan menentukan harga terbatas.Apabila perusahaan menurunkan harga dalam waktu singkat ia akan menarik banyak pembeli.Perusahaan yang kehilangan pembeli akan melakukan tindakan balasan dengan mengurangi harga yang lebih besar lagi sehingga perusahaan yang mula-mula menurunkan harga kehilangan langganan,tetapi jika ada kerjasama maka harga dapat distabilkan pada tingkat yang dikehendaki.
  • Pada umumnya perusahaan oligopoly perlu melakukan promosi secara iklan.

Kegiatan promosi untuk pasar oligopoly yang menghasilkan barang berbeda  memiliki dua tujuan yaitu menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.pasar oligopoly yang menghasilkan barang standar melakukan kegiatan promosi untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

Peran koperasi di didalam pasar oligopoly adalah sebagai retailer (pengecer), dikarenakan untuk terjun ke dalam pasar oligopoly ini diperlukan capital intensive (modal yang tinggi). Koperasi dapat berperan sebagai pengecer produk berbagai jenis dari beberapa produsen. Keuntungan diperoleh dari laba penjualan.

Pembangunan Koperasi

Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan koperasi di negara berkembang adalah sebagai berikut :
§  Sering koperasi hanya dianggap sebagai organisasi swadaya yang otonom partisipatif dan demokratis dari rakyat kecil (kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang dan pekerja/buruh.
§  Disamping itu ada berbagai pendapat yang berbeda dan diskusi-diskusi yang controversial mengenai keberhasilan dan kegagalan seta dampak koperasi terhadapa proses pembangunan ekonomi social di negara-negara dunia ketiga (sedang berkembang) merupakan alas an yang mendesak untuk mengadakan perbaikan tatacara evaluasi atas organisasi-organisasi swadaya koperasi.
§  Kriteria ( tolok ukur) yang dipergunakan untuk mengevaluasi koperasi seperti perkembangan anggota, dan hasil penjualan koperasi kepada anggota, pangsa pasar penjualan koperasi, modal penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan sebagainya, telah dan masih sering digunakan sebagai indikator mengenai efisiensi koperasi.

Konsepsi mengenai sponsor pemerintah dalam perkembangan koperasi yang otonom dalam bentuk model tiga tahap, yaitu :
ΓΌ  Tahap pertama : Offisialisasi.
Mendukung perintisan pembentukan Organisasi Koperasi.
Tujuan utama selama tahap ini adalah merintis pembentukan koperasi dari perusahaan koperasi, menurut ukuran, struktur dan kemampuan manajemennya,cukup mampu melayani kepentingan para anggotanya secara efisien dengan menawarkan barang dan jasa yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya dengan harapan agar dalam jangka panjang mampu dipenuhi sendiri oleh organisasi koperasi yang otonom.

Terdapat 2 jenis kebijakan dan program yang berkaitan dengan pengkoperasian, yaitu :
a.   Kebijakan dan program pendukung yang diarahkan pada perintisan dan pembentukan organisasi koperasi, kebijakan dan program ini dapat dibedakan pula, atas kebijakan dan program khusus misalnya untuk :
o   Membangkitkan motivasi, mendidik dan melatih para anggota dan para anggota pengurus kelompok koperasi.
o   Membentuk perusahaan koperasi ( termasuk latihan bagi para manager dan karyawan).
o   Menciptakan struktur organisasi koperasi primer yang memadai ( termasuk sistem kontribusi dan insentif, serta pengaturan distribusi potensi yang tersedia).
o   Membangun sistem keterpaduan antar lembaga koperasi sekunder dan tersier yang memadai.

b.   Kebijakan dan program diarahkan untuk mendukung perekonomian para anggota, masing-masing, dan yang dilaksanakan melalui koperasi terutama perusahaan koperasi yang berperan seperti organisasi-organisasi pembangunan lainnya.

Tahap kedua : De Offisialisasi.
Melepaskan koperasi dari ketergantungannya pada sponsor dan pengawasan teknis, Manajemen dan keuangan secara langsung dari organisasi yand dikendalikan oleh Negara.
Tujuan utama dari tahap ini adalah mendukung perkembangan sendiri koperasi ketingkat kemandirian dan otonomi artinya, bantuan, bimbingan dan pengawasan atau pengendalian langsung harus dikurangi.
Kelemahan-kelemahan dalam penerapan kebijakan dan program yang mensponsori pengembangan koperasi :
a)    Untuk membangkitkan motivasi para petani agar menjadi anggota koperasi desa, ditumbuhkan harapan-harapan yang tidak realistis pada kerjasama dalam koperasi bagi para anggota dan diberikan janji-janji mengenai perlakuan istimewa melalui pemberian bantuan pemerintah.
b)   Selama proses pembentukan koperasi persyaratan dan kriteria yang yang mendasari pembentukan kelompok-kelompok koperasi yang kuatdan, efisien, dan perusahaan koperasi yang mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya secara otonom, tidak mendapat pertimbangan yang cukup.
c)    Karena alas an-alasan administrative, kegiatan pemerintah seringkali dipusatkan pada pembentukan perusahaan koperasi, dan mengabaikan penyuluhan, pendidikan dan latihan para naggota, anggota pengurus dan manajer yang dinamis, dan terutama mengabaikan pula strategi-strategi yang mendukung perkembangan sendiri atas dasar keikutsertaan anggota koperasi.
d)   Koperasi telah dibebani dengan tugas-tugas untuk menyediakan berbagai jenis jasa bagi para anggotanya (misalnya kredit), sekalipun langkah-langkah yang diperlukan dan bersifat melengkapi belum dilakukan oleh badan pemerintah yang bersangkutan (misalnya penyuluhan).
e)    Koperasi telah diserahi tugas, atau ditugaskan untuk menangani program pemerintah, walaupun perusahaan koperasi tersebut belum memiliki kemampuan yang diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan tugas dan program itu.
f)    Tujuan dan kegiatan perusahaan koperasi (yang secara administratif dipengaruhi oleh instansi dan pegawai pemerintah) tidak cukup mempertimbangkan, atau bahkan bertentangan dengan, kepentingan dan kebutuhan subyektif yang mendesak, dan tujuan-tujuan yang berorientasi pada pembangunan para individu dan kelompok anggota.
Secara singkat dapat dibedakan tiga tipe konflik tujuan yang satu sama lain tidak cukup serasi, yaitu :
·        Koperasi serba usaha yang diarahkan untuk melaksanakan membawa pengaruh negatif terhadap kepentingan anggota atau fungsi-fungsi yang merupakan tugas instansi pemerintah, yang terhadap loyalitas hubungan antara anggota dan manajer.
·        Perusahaan koperasi diarahkan bertentangan dengan kepentngan paraanggota untuk menjual hasil produksi para anggota engan harga yang lebih rendah dari harga pasar sebagai satu bentuk sumbangan terhadap stabilisasi harga secara umum.
·        Mungkin terkandung maksud atau asumsi bahwa perusahaan koperasi dapat meningkatkan kepentingan yang nyata atau sesungguhnya dari para anggota dan merangsang perubahan sosial ekonomi itu,tidak dipertimbangkan secara matang keadaan nyata dari para petani kecil yang menjadi anggota, struktur lahan dan pola produksi mereka, kebutuhan dan tujuan mereka.
Perkembangan koperasi sebagai Organisasi mandiri yang otonom
Setelah berhasil mencapai tingkat swadaya dan otonom, koperasi-koperasi yang sebelumnya disponsori oleh Negara dan mengembangkan dirinya sebagai organisasi swadaya koperasi bekerja sama dan didukung oleh lembaga-lembaga koperasi sekunder dan tersier.

Sumber :

Jumat, 16 November 2012

TUGAS TEORI EKONOMI 1 (BAB 1&2)

BAB 1 & 2 “MODEL EKONOMI DAN OPTIMISASI EKONOMI”

Dosen : NUR HADI



DISUSUN OLEH :

NAMA : ILMA SYAHIDA AROFI

NPM : 23211509

KELAS : 2EB25







FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI 

UNIVERSITAS GUNADARMA




KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah, rahmat dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “TEORI EKONOMI 1”.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam melaksanakan tugas Pengantar Teori Ekonomi 1, Jurusan Akuntansi Jenjang S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Dengan segala keterbatasan, kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.






Bekasi, 27 Oktober 2012





Ilma Syahida Arofi












BAB I
PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG

Secara umum ilmu ekonomi atau ekonomika dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang
usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan adanya alat-alat pemuas kebutuhan yang langka (scarce). Pengertian lain bahwa ilmu ekonomi mempelajari bagimana cara setiap individu atau segolongan masyarakat mengalokasikan sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Keterbatasan sumber daya seperti alat produksi, konsumsi, barang dan jasa menyebabkan perlu adanya pilihan rasional untuk memenuhi kebutuhan secara optimal. Yang dimaksud dengan manusia disini adalah produsen, konsumen sekaligus pemilik faktor-faktor produksi. Karena alat-alat pemuas (sumber daya) terbatas maka manusia harus berusaha memaksimumkan kepuasannya baik produsen maupun konsumen. Karena sumber daya yang dimiliki masyarakat terbatas atau langka, maka kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa juga akan terbatas.
ilmu ekonomi mikro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku individu dalam membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan aspek ekonomi. Individu dimaksud seperti konsumen, pemilik sumber-sumber daya dan perusahaan dalam perekonomian pasar bebas. Jadi teori mikro atau teori harga mempelajari arus barang dan jasa dari sektor rumah tangga, komposisi arus tersebut serta bagaimana harga-harga barang dan jasa ditentukan dalam arus tersebut. Juga mempelajari arus jasa sumber-sumber ekonomi dari pemilik sumber-sumber daya ke perusahaan-perusahaan bisnis, kemana penggunaan sumber-sumber mengalir dan bagaimana harga sumber-sumber ditentukan.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Masalah pokok ekonomi
1.2.2        Model-model teoritis dan verifikasi model
1.2.3        Perkembangan teori ekonomi tentang nilai ekonomi
1.2.4        Batas kemungkinan produksi
1.2.5        Maksimisasi fungsi dengan satu variabel
1.2.6        Maksimisasi fungsi dengan beberapa variabel

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan tulisan ini adalah 
1.3.1        untuk mengetahui bagaimana para ekonom merancang dan memverifikasi model-model perekonomian yang sederhana.
1.3.2        untuk mengetahui beberapa metode yang dipergunakan untuk memecahkan masalah maksimisasi dan minimisasi.
1.3.3        untuk memahami penggunaan analisis matematis untuk menurunkan impilkasi perilaku ekonomi.




BAB II
PEMBAHASAN


2.1 MODEL EKONOMI DAN OPTIMISASI EKONOMI
      2.1.1 MASALAH POKOK EKONOMI

                  Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi suber daya yang langka. Ilmu ekonomi akan
                  senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi sumber daya yang langka.
                  Contohnya udara segar di pedesaan, maka udara segar belum menjadi barang ekonomi (economic
                  goods), sebab untuk memperolehnya tidak dibutuhkan pengorbanan (biaya). Udara segar di
                  pedesaan adalah barang bebas (free goods).
                  Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu : produksi, konsumsi dan distribusi.
-
Produksi, menyangkut masalah usaha atau kegiatan mencipta atau menambah kegunaan suatu benda. Dalam kegiatan produksi, tidak terlepas dari cara penggunaan bahan mentah, peralatan (modal), tenaga kerja, dan teknologi yang menentukan kapasitas produksi atau kemampuan memproduksi barang dan jasa.
Pokok masalah ekonomi :
- produksi
- konsumsi
- distribusi

-
Konsumsi, menyangkut kegiatan menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda.
-
Distribusi, menyangkut kegiatan menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen serta saluran distribusi apa yang akan digunakan.  Misalnya lewat distributor, agen, atau saluran lainnya.

Pokok masalah ekonomi tersebut terlihat dari penyederhanaan masalah-masalah yang dihadapi, yaitu sebagai berikut :
a.       Barang apa yang harus diproduksi dan berapa banyak?
Masalah ini menyangkut jenis barang dan jumlah yang akan diproduksi. Produksi berupa barang dan jasa adalah hasil transformasi berbagai faktor produksi. Barang dan jasa memberikan manfaat bagi pemakai/konsumen.  Karena sumber daya terbatas sementara kebutuhan tidak terbatas, maka tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat  dapat diproduksi. Suatu masyarakat ekonomi harus menentukan barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi, barang dan jasa mana yang akan diprioritaskan, barang dan jasa apa yang akan diproduksi kemudian, serta barang dan jasa apa yang tidak dapat diproduksi. Ini merupakan masalah bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada (sumber daya alam, manusia, dan modal) ke dalam berbagai sektor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

b.      Bagaimana Cara Memproduksinya?
Metode produksi atau teknologi mana yang akan digunakan? Di sini, diperlukan penggunaan metode produksi atau teknologi yang paling efisien, artinya yang dapat menghasilkan suatu barang dan jasa dengan pengorbanan (biaya) yang paling rendah. Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses produksi. Namun, masih banyak faktor penting yang harus dipertimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan manajerial, iklim, kemampuan finansial, dan sikap mental.. Agar teknologi yang dipilih menghasilkan tingkat efisiensi paling besar.

c.       Untuk Siapa Barang dan Jasa Diproduksi?
Salah satu ekonomi tentang bagaimana hasil produksi dibagikan adalah masalah tentang keadilan dan pemerataan distribusi. Bagaimana memberi balas jasa atas warga yang bekerja lebih banyak daripada yang lainnya.Masalah distribusi juga terkat dengan pertanyaan bagaimana memberi jaminan kepada sebagian warga yang mendapatkan hasil produksi di dalam ekonomi, sekalipun tidak ikut berproduksi seperti anak-anak sekolah dan orang tua jompo. Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat yang bersangkutan. Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu berhak mendapatkan barang dan jasa secara adil dalam jumlah yang sama, tetapi bagi masyarakat utilitarian yang dimaksud dengan  adil adalah pembagian barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

2        2.1.2 MODEL-MODEL TEORITIS DAN VERIFIKASI MODEL
             Teori – Teori dan Model – Model Pertumbuhan
 1)    Teori Klasik
Dasar pemikiran dari teori klasik adalah pembangunan ekonomi dilandasi oleh sistem liberal, yang mana pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Jika keuntungan meningkat, tabungan akan meningkat, dan investasi juga akan bertambah. Hal ini akan meningkatkan stok modal yang ada. Skala produksi meningkat dan meningkatkan  permintaan terhadap tenaga kerja sehingga tingkat upah juga meningkat. Yang terakhir ini selanjutnya akan mengakibatkan jumlah suplay tenaga kerja meningkat yang akhirnya akan menurunkan tingkat produktivitas dan keuntungan karena berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing of return) karena terbatasnya jumlah sumber daya alam (SDA),  seperti luas tanah.
Proses ini selanjutnya mengakibatkan produksi, permintaan tenaga kerja, dan juga tingkat upah menurun. Menurut pemikiran klasik, pada kondisi seperti ini perekonomian mengalami tingkat kejenuhan atau keadaan stasioner. Ini adalah sebuah keadaan di mana perekonomian telah dewasa, mapan, dan masyarakat telah sejahtera, tetapi tanpa perkembangan lebih lanjut.
            Beberapa teori klasik antara lain sebagai berikut :
a.       Teori Pertumbuhan Adam Smith
Di dalam teori ini, ada tiga faktor penentu proses produksi / pertumbuhan, yakni SDA, SDM, dan barang modal.
b.      Teori Pertumbuhan David Ricardo
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA yang jumlah nya terbatas, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah, di atas atau di bawah tingkat upah minimal. David Ricardo juga melihat adanya perubahan teknologi yang selalu terjadi, yang membuat meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan memperlambat proses diminishing return kemerosotan tingkat upah an keuntungan ke arah tingkat minimumnya. David Ricardo juga melihat pertanian sebagai sector utama sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
c.       Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
Menurutnya, ukuran keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah kesejahteraan negara, yakni jika PNB potensialnya meningkat. Sector yang dominan adalah pertanian dan industry. Jika output di kedua sector tersebut ditingkatkan, maka PNB potensialnya akan bisa ditingkatkan. Ada dua kelompok faktor yang sangat menentukan pertumbuhan, yakni faktor – faktor ekonomi seperti tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi. Dan faktor – faktor nonekonomi, seperti  keamanan atas kekayaan, konstitusi dan hukum yang pasti, etos kerja dan disiplin pekerjaan yang tinggi. Di antara faktor – faktor ekonomi tersebut yang paling berpengaruh adalah faktor akumulasi modal. Tanpa penambahan modal (peningkatan investasi), proses produksi akan berhenti dan berarti PNB potensial akan berkurang atau hilang. Sumber utama akumulasi modal adalah keuntungan dari pengusaha, bukan penghematan konsumsi atau tabungan masyarakat.
d.      Teori Marx
Marx membuat lima tahapan perkembangan sebuah perekonomian, yakni:
1)      Perekonomian komunal primitive
2)      Perekonomian perbudakan
3)      Perekonomian feudal
4)      Perekonomian kapitalis
5)      Perekonomian sosialis
Titik krisis dari teori marx ini adalah pada transisi dari perekonomian kapitalis dan perekonomian sosialis.

2)      Teori Neo – Keynes
Model pertumbuhan yang masuk di dalam kelompok teori Neo – Keynes adalah modal dari Harrod dan Domar yang mencoba memperluas teori Keynes mengenai keseimbangan pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang dengan melihat pengaruh dari investasi, baik AD maupun pada perluasan kapasitas produksi AS, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dapat dikatakan bahwa model pertumbuhan Harrord – Domar adalah suatu gabungan dengan modifikasi dari model pertumbuhan dari Dumar dan model pertumbuhan dari Harrord. Model dari Domar lebih memfokuskan pada laju pertumbuhan investasi. Di dalam modelnya, investasi ditetapkan harus tumbuh dalam suatu presentase yang konstan.
Sedangkan penekanan dari model Harrord lebih pada pertumbuhan Y jangka panjang. Di dalam modelnya, laju pertumbuhan keseimbangan yang membuat besarnya pertumbuhan tabungan domestik yang direncanakan ditetapkan selalu sama dengan besarnya investasi yang direncanakan.

3)      Teori Neo – Klasik
Pemikiran dari teori neo – klasik didasarkan pada kritik atas kelemahan – kelemahan atau penyempurnaan terhadap pendangan / asumsi dari teori klasik.
Beberapa model neo – klasik antara lain :
a.       Model Pertumbuhan A. Lewis
Model ini yang dikenal dengan sebutan suplai tenaga kerja yang tidak terbatas adalah satu di antara model neo – klasik yang meneliti gejala di negara – negara berkembang (NSB).
Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah NSB yang mempunyai dua sector dengan sifat yang berbeda, yakni pertanian tradisional yang subsistem di pedesaan dan industri yang modern di perkotaan. Dalam model ini, pertumbuhan ekonomi terjadi karena pertumbuhan industry dengan proses akumulasi modal yang pesat, sedangkan di pertanian pertumbuhan nya relative rendah dengan akumulasi capital yang rendah sekali. Keunggulan komparati di sector industry adalah upah buruh yang murah dikarenakan suplai tenaga kerja yang berlimpah di pertanian. Akibat terlalu banyaknya tenaga kerja di pertanian membuat rendahnya marjinal produktivitas tenaga kerja di sector tersebut, sehingga perpindahan tenaga kerja dari pertanian ke industry tidak sampai mengakibatkan turunnya produksi di pertanian.
b.      Model Pertumbuhan Paul A. Baran
Model ini dikenal sebagai teori pertumbuhan dan stagnasi ekonomi. Pemikiran nya disebut sebagai tesis neomarxis, karena ia menolak pemikiran marxis yang menyatakan bahwa NSB akan maju seperti di Eropa karena sentuhan nya dengan negara – negara maju (NM) atau negara – negara kapitalis. Sedangkan Baran berpendapat bahwa akibat pengaruh dari NM, ekonomi NSB akan menjadi buruk. Menurut Baran, proses kapitalisme di NSB berbeda dengan yang terjadi di NM. Di NM proses kapitalisme yang memakan waktu cukup panjang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1)      Pertumbuhan ekonomi meningkat bersamaan dengan perpindahan masyarakat petani dari pedesaan ke industri di perkotaan.
2)      Peningkatan produksi barang dan jasa berbarengan dengan terjadinya pembagian dan spesialisasi kerja. Sebagian menjadi buruh dan sulit berkembang dan sebagian lainnya menjadi kaya dan terus menumpuk capital.
Sedangkan, di NSB proses akumulasi modal tidak terjadi. Yang terjadi justru sebaliknya yaitu modal asing yang datang ke NSB justru mengambil surplus ekonomiyang terjadi, sehingga capital yang ada justru berkurang,  dan masyarakat menjadi miskin karena tidak menikmati surplus tersebut.
c.       Teori Ketergantungan Neokolonial
Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa pembangunan ekonomi di NSB sangat tergantung pada NM, terutama dalam investasi langsung di sector pertambangan dan impor barang-barang industri. Pekerja-pekerja di NSB di bekerjakan sebagai buruh di perusahaan-perusahaan asing yang berlokasi di NSB di sector pertanian dan pertambangan , sementara semua kebutuhan produk-produk manufaktur, mulai dari barang-barang konsumsi hingga peralatan dan mesin industri di impor dari NM.
Ini membuat NSB hanya bisa berspesialisasi di produk-produk primer yang nilai tambahnya rendah, sementara NM berspesialisasi di produk-produk industri yang menghasilkan nilai bertambah besar. Walaupun sekarang ini, sudah banyak NSB yang berspesialisasi dalam industri manufaktur, tetapi ketergantungan nya terhadap NM tetap tinggi, bahkan menjadi lebih tergantung, terutama dalam pinjaman dan teknologi.
d.      Model Pertumbuhan WW. Rostow
Menurut Rostow pembangunan ekonomi di manapun juga merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju.
Proses ini, dengan berbagai variasinya pada dasarnya berlangsung sama di manapun dan kapanpun juga. Dalam modelnya, proses pembangunan terdiri atas lima tahapan, yaitu :
1)      Masyarakat tradisional
2)      Prakondisi untuk lepas landas
3)      Lepas landas
4)      Menuju kedewasaan
5)      Era konsumsi missal tinggi
Kriteria yang digunakan untuk membedakan tahap satu dengan tahap – tahap berikutnya adalah perubahan yang terjadi dalam kondisi ekonomi, sosial, politik, serta budaya dalam sebuah perekonomian.  
e.       Model Pertumbuhan Solow
Model pertumbuhan Solow adalah  penyempurnaan model pertumbuhan Harrod-Domar. Dalam model Solow, proporsi faktor produksi diasumsikan dapat berubah dan tingkat upah tenaga kerja dan suku bunga juga bisa berubah. Jika jumlah tenaga kerja tumbuh melebihi jumlah stok capital, upah akan turun relative dengan suku bunga, atau sebaliknya, jika pertumbuhan capital melebihi pertumbuhan tenaga kerja, suku bunga akan turun relatif terhadap upah. Fleksibilitas harga faktor produksi ini yang memungkinkan jalur pertumbuhan dalam model ini bisa menjadi stabil, berbeda dengan model H-O yang bisa mengalami ketidakstabilan yang berkepanjangan jika syarat -syarat untuk mencapai pertumbuhan warranted tidak terpenuhi. Model ini menganalisis pertumbuhan ekonomi (Y) dengan menggunakan fungsi produksi. Fungsi produksi yakni capital (K) dan tenaga kerja (L), dapat tumbuh pada tingkat yang berbeda : Y = KΞ±(AL)Ξ²
Di mana A = konstanta yang nilainya berbeda – beda untuk perekonomian yang berbeda dan Ξ± dan Ξ² adalah elastisitas output terhadap capital dan tenaga kerja. Dalam fungsi produksi Cobb – Douglas, Ξ±+Ξ² = 1 yang artinya bahwa peningkatan output sama persis dengan produktivitas fisik marginal dari kedua faktor produksi tersebut dikalikan dengan kenaikan nya. Hal ini mengimplikasikan skala hasil yang konstan.

4)      Teori Modern
Seperti yang telah di jelaskan di atas, model – model pertumbuhan di atas hanya melihat pada satu sumber pertumbuhan saja, yakni konstribusi dari penambahan jumlah dari factor-faktor produksi. Padahal sumber pertumbuhan yang terpenting adalah peningkatan produktivitas , bukan jumlah dari faktor – faktor produksi yang di gunakan dan ini mencerminkan adanya suatu progres teknologi.
Dalam teori modern ini, faktor – faktor produksi yang krusial tidak hanya banyaknya tenaga kerja dan modal, tetapi juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi, energy, kewirausahaan, bahan baku, dan material. Bahkan dalam era globalisasi  dan perdagangan bebas dunia saat ini, kualitas SDM dan teknologi merupakan dua faktor dalam satu paket yang menjadi penentu utama dalam keberhasilan suatu bangsa / negara.
Selain itu, faktor – faktor lain yang oleh teori modern juga dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan dan kondisi infrastuktur, hukum serta peraturan, stabilitas politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.
Dilihat dari kerangka pemikiran kelompok teeori modern tersebut, ada sejumlah perbedaan yang mendasar dengan kelompok teori klasik dan neoklasik atau Neo-Keynes, diantaranya adalah yang mencakup tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Dalam kelompok teori modern, kualitas tenaga kerja lebih penting dari pada kuantitasnya. Demikian juga dengan modal, kualitasnya lebih penting dari pada kuantitas. Dan juga kewirausahaan, termasuk kemampuan seseorang untuk melakukan inovasi, merupakan salah satu faktor krusial bagi pertumbuhan ekonomi.

Jadi, model – model pertumbuhan baru memasuki aspek – aspek enogenitas dan eksternalitas di dalam proses pembangunan ekonomi. Salah satu asumsi dari teori modern ini adalah sifat keberadaan teknologi yang tidak eksogen, tetapi merupakan salah satu faktor produksi yang dinamis.

            2.1.3PERKEMBANGAN TEORI EKONOMI TENTANG NILAI EKONOMI
1.      Perkembangan Teori Ekonomi Mikro-Makro
a.       Teori Ekonomi Mikro Sebagai Teori Ekonomi Klasik
Titik awal perkembangan ilmu ekonomi modern dianggap dimulai pada saat Adam Smith (1723-1790) menerbitkan bukunya yang berjudul An Inquiri into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, yang kemudian dikenal sebagai Wealth of Nations (1776).

Adam Smith menyatakan bahwa seperti alam semesta yang berjalan serba teratur, system ekonomi pun akan mampu memulihkan dirinya sendiri (self adjustment), karena ada kekuatan pengatur yang disebut sebagai tangan-tangan tak terlihat (invisible hands). Dalam bahasa yang sederhana, tangan gaib tersebut adalah mekanisme pasar, yaitu mekanisme alokasi sumber daya ekonomi berlandaskan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran.
Adam Smith sangat percaya bahwa mekanisme pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien, jika ikut campur dalam perekonomian.

Para ekonomi klasik begitu yakin akan keampuhan mekanisme pasar? Jawabannya terletak pada asumsi-asumsi yang melatarbelakangi model mekanisme pasar tersebut. Asumsi-asumsi tersebut adalah struktur pasar merupakan persaingan sempurna; informasi sempurna dan simetris; input dan output adalah homogeny; para pelaku ekonomi bersifat rasional dan bertujuan memaksimumkan kegunaan atau keuntungan. Untuk lebih memperdalam pengertian Teori Ekonomi Klasik (Teori Klasik), ada dua asumsi penting yang harus ditambahkan.
Asumsi pertama adalah proses penyesuaian lewat mekanisme pasar dapat tercapai seketika itu juga. Pasar adalah institusi yang tak terbatasi waktu dan tempat (timeless of exchange). Asumsi kedua adalah tidak ada penggunaan uang untuk tujuan spekulasi. Asumsi tersebut dikenal sebagai asumsi netralitas uang (money neutrality) yang mempunyai konsekuensi harga bersifat fleksibel, dapat berubah seketika itu juga (price flexibility). Asumsi tersebut juga dikenal sebagai pemisahan antara sektor moneter dengan sektor riil oleh teori klasik (classical dichotomy).

Asumsi-asumsi klasik mempunyai konsekuensi bahwa proses pertukaran adalah satu-satunya cara untuk saling berineraksi. Akibatnya fokus pembahasan klasik adalah sektor analisis perilaku individu (produsen dan konsumen) dalam rangka mencapai keseimbangan. Teori klasik identik dengan teori ekonomi mikro. Karena berdasarkan hokum say permintaan relative tidak terbatas, maka masalah sentral perekonomian adalah penawaran, baik penawaran input maupun output. Karena itulah ilmu ekonomi klasik juga dikenal sebagai ilmu ekonomi yang sangat menekan sisi penawarannya (supply side economics).
b.      Revolusi Keynes : Lahirnya Teori Ekonomi Makro
Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa sebelum depresi besar adalah perilaku individu dalam rangka mencapai keseimbangan. Untuk analisis keseimbangan umum (general equilibrium), digunakan model Walras (Walrasian economics).
Dengan model-model tersebut, para ekonom berkeyakinan bahwa masa depan perekonomian akan gemilang. Dalam jangka panjang setiap perilaku ekonomi yang terlibat dalam proses pertukaran lewat mekanisme pasar akan memperoleh keuntungan.
Posisi keseimbangan masing-masing individu makin membaik mengakibatkan masyarakat dalam perekonomian makin makmur dan adil. Kemakmuran muncul karena makin tingginya produktivitas manusia. Sedangkan produktivitas yang membaik adalah buah dari persaingan yang memaksa manusia melakukan spesialisasi.

Yang pertama adalah kritik ilmiah terhadap kebenaran tentang keampuhan mekanisme pasar yang dipercayai sejak zaman Adam Smith. Menurut Keynes, kelemahan teori klasik adalah lemahnya asumsi tentang pasar yang dianggap terlalu idealis (utopian)dan terlaluditekankannya masalah ekonomi pada sisi penawaran.

Pokok pikiran Keynes tersebut di atas membawa beberapa pembaruan radikal dalam ilmu ekonomi. Yang pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dalam analisis ilmu ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang menjadi ilmu ekonomi makro. Kedua, dimasukannya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah menimbulkan pentingnya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah menimbulakan pentingnya peranan analisis kebijakan (policies analysis). Ketiga, dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya studi-studi empiris. Dengan demikian terjadi perubahan/ penyempurnaan metodologi dalam analisis ekonomi, dari hanya mengandalkan metode deduktif menjadi juga menggunakan metode induktif. Tidak berlebihan jika Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro, sekaligus ekonom perintis studi induktif.

C.     BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI

Batas kemungkinan produksi menunjukkan jumlah maksimum alternatif kombinasi barang dan jasa yang dapat diproduksi oleh sebuah masyarakat pada suatu waktu ketika sumber daya ekonomi dan teknologi didayagunakan sepenuhnya.
Kurva batas kemungkinan produksi tidak hanya menggambarkan kapabilitas produksi yang terbatas dan masalah kelangkaan. Namun, kurva batas kemungkinan produksi juga mencerminkan konsep biaya kesempatan (opportunity cost). Sebagai ilustrasi pengalokasian tersebut dicontohkan oleh suatu perekonomian yang menggunakan seluruh sumber daya untuk memproduksi makanan dan memproduksi pakaian. Contoh diatas merupakan dua kemungkinan ekstrim. Diantara dua kemungkinan tersebut masih terdapat banyak kemungkinan lainnya.
 Asumsi yang digunakan adalah :
a.       Sumber daya menghasilkan dua macam produk (makanan dan pakaian)
b.      Menggunakan teknologi yang berlaku
c.       Seluruh sumber daya digunakan secara penuh.

Berbagai kemungkinan tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1

Alternatif Kemungkinan Produksi
Kemungkinan
Makanan
(ribuan unit)
Pakaian
(ribuan unit)
A
15
0
B
14
1
C
12
2
D
9
3
E
5
4
F
0
5

Dalam memilih apa saja yang diproduksi, para pembuat keputusan memiliki pilihan untuk memproduksi. Ketika sebuah perekonomian terletak pada batas kemugkinan produksi pada titik A, semua sumber daya dipergunakan untuk menghasilkan makanan  (15.000 unit), sedangkan pakaian sama sekali  tidak diproduksi.  Sebaliknya, jika mengambil pilihan F semua sumber daya dipergunakan seluruhnya untuk memproduksi pakaian (5.000 unit), sedangkan makanan sama sekali tidak diproduksi.
Pilihan A dan F disebut pilihan esktrim berarti pilihan yang sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Sebab tidak mungkin orang hanya membutuhkan makanan saja atau pakaian saja. Pilihan B, C, D, dan E adalah kombinasi diantara A dan F yang rasional. Untuk bergerak dari alternatif D (9.000 makanan dan 3.000 pakaian) ke alternatif C (12.000 makanan dan 2.000 pakaian), biaya oportunitas tambahan 3.000 unit makanan adalah berkurangnya 1.000 unit pakaian.

Kurva 1.1 Batas Kemungkinan Produksi
Kurva 1.1 memperlihatkan jumlah produksi maksimum bias dicapai oleh sebuah perekonomian. Selain itu kurva 1.1 juga menggambarkan daftar pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk memproduksi barang atau jasa pada jumlah sumber daya dan tingkat teknologi tertentu.
Batas kemungkinan produksi disebut juga sebagai kurva transformasi karena memperlihatkan bagaimana  suatu jenis barang tertentu dapat dialihkan pada barang lain, dengan memindahkan sumber daya dari produksi barang tersebut ke produksi barang lain.
Titik G yang berada di luar batas tidak mungkin bisa dicapai, sedangkan setiap titik di dalam garis batas, seperti titik H memperlihatkan sumber daya yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya dengan cara yang terbaik.

Jika perekonomian memproduksi kedua barang tersebut pada sepanjang garis batas kemungkinan produksi, dapat dikatakan bahwa perekonomian berjalan secara efisien. Efisiensi diartikan sebagai penggunaan sumber daya ekonomi secara efektif untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Efisiensi produksi terjadi jika produksi barang tertentu tidak dapat ditingkatkan lagi tanpa mengurangi produksi barang lain, yaitu selama perekonomian masih berada pada garis batas kemungkinan produksi.

Dapat disimpulkan bahwa batas kemungkinan produksi mengungkapkan tiga konsep, yaitu keterbatasan (limited), pilihan (choice), dan biaya kesempatan (opportunity cost). Keterbatasan ditunjukkan oleh kombinasi-kombinasi yang tidak bisa dicapai di atas garis batas. Pilihan ditunjukkan oleh kebutuhan untuk memilih dari sekian titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang garis batas. Biaya kesempatan diperlihatkan oleh kemiringan batas tersebut ke kana n bawah, artinya satu jenis barang bisa diproduksi lebih banyak  jika barang lain diproduksi lebih sedikit.

Keseimbangan Pasar (Equilibrium Market)

Keseimbangan pasar adalah suatu kondisi dimana ditandai dengan  tidak terjadinya kelebihan penawaran (excess suplly) karena harga terlalu tinggi atau kelebihan permintaan (excess demand) karena harga terlalu rendah
Secara matematik, QSx=QDx
Secara grafis terjadi pada titik potong antara kurva permintaan dengan kurva penawaran.

Contoh ekuilibrium  pasar
Fungi permintaan pasar QDx=60-10px dan fungsi penawarannya QSx=-15+5px
Jawab :
QDx = QSx
60-10px = -15+5px
15px    = 75
Px        = Rp5
Masukan harga dalam salah satu fungsi
QDx = 60 - 10px
         = 60 - 10.5 
         = 60 - 50
         = 10 unit

Variasi perubahan keseimbangan pasar
1.      Permintaan meningkat (demand increase)
2.      Permintaan meningkat dan penawaran  inelastis  sempurna (demand increase when supply is inelastic)
3.      Permintaan meningkat dan penawaran elastis sempurna (demand increase when supply is elastic)
4.      Penawaran menurun (supply descrease)
5.      Penawaran menurun dan permintaan inelastis sempurna (supply descrease when demand is inelastic)
6.      Permintaan dan penawaran naik (demand and supply  increase)

D.    MAKSIMISASI FUNGSI DENGAN SATU VARIABEL

Elemen-elemen dasar dari aljabar dinamai variabel. Variabel-variabel ini biasanya disebut X dan Y yang mempunyai sembarang nilai numerik. Kadang-kadang nilai-nilai dari satu variabel (Y) berkaitan dengan nilai-nilai dari variabel yang lain (X) menurut suatu hubungan fungsional tertentu yang spesifik. Bentuk persamaan matematis ini ditunjukkan dengan notasi fungsional :
Y = f(X)
Persamaan ini dapat dibaca bahwa variabel (Y) merupakan fungsi variabel (X). Hal ini dapat ditafsirkan bahwa nilai varibel (Y) bergantung pada nilai variabel (X).

Biasanya variabel yang berada pada sebelah  ruas kiri pada suatu persamaan adalah variabel (Y), yang biasa disebut variabel dependen. Sedangkan variabel (X) berada di sebelah kanan, yang biasa disebut variabel independen. Tentu saja variabel (Y) ini dalam kenyataannya tidak selalu bergantung pada satu atau dua variabel. Oleh karena itu dalam persamaan matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Y = f(X1, X2, X3, ……., Xn)

Hubungan fungsional merupakan hubungan antara variabel ekonomi tertentu yang dapat dinyatakan secara matematis. Satu variabel ditempatkan sebagai variabel dependen yang ingin diketahui nilainya, dan variabel-variabel lain merupakan variabel independen yang mempengaruhi dan menjelaskan nilai dependen variabel. Selain dari itu hubungan antara dua atau lebih variabel ekonomi tersebut dapat juga ditunjukkan dengan tabel atau grafik.

Tata hubungan fungsional antara (X) dan (Y) mempunyai beberapa bentuk. Dua bentuk yang paling banyak dijumpai adalah :
1.      (Y) adalah fungsi linear dari (X), persamaan ini ditunjukkan sebagai berikut :
Y = a + bX
2.      (Y) adalah fungsi kuadrat dari (X), persamaannya sebagai berikut :
Y = a + bX + cX2
  
E.     MAKSIMISASI FUNGSI DENGAN BEBERAPA VARIABEL

Fungsi dengan dua variabel dapat ditulis dalam notasi fungsional sebagai :
Y = f(X,Z)
Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai (Y) bergantung pada nilai dua variabel bebas (independen), (X) dan (Z).

Fungsi dua variabel dapat dimengerti melalui :
·         Tabel
·         Plot daripada peta kontur
·         Plot daripada irisan kurva permukaan
·         Plot kurva permukaan

Peta Kontur
Misalkan f(x,z) fungsi dengan dua perubah; dan c adalah konstanta. Himpunan semua titik (x,z) dimana fungsi bernilai c:
                        {(x,z)| f(x,z) = c}
disebut kurva tingkat dari fungsi f. Himpunan kurva-kurva tingkat disebut peta kontur.
Contoh Kontur dari  f(x,y) = x + y

Metode-metode mengekpresikan hubungan ekonomi

Hubungan fungsional
Kemungkinan cara termudah untuk meneliti berbagai cara untuk mengekpresikan persamaan ekonomi dan, pada saat yang bersamaan, memperoleh pendalaman optimisasi ekonomi adalah memprtimbangkan sejumlah hubungan fungsional yang memainkan peran kunci dalam model penilaian dasar. Pertimbangan hubungan pertama antara keluaran, Q dan pendapatan total TR. Dengan menggunakan notasi fungsional, kita dapat mengekpresikan hubungan tersebut dalam bentuk umum dengan persamaan :
TR=f(Q)
Pendapatan total adalah fungsi keluaran” nilai variabel dependen - pendapatan total di tentukan oleh variabel dependen – keluaran. Dalam persamaan seperti ini, variabel di sisi kiri tanda sama dengan disebut variabel dependen, karena nilainaya bergantung pada ukuran variabel atau variabel – variabel di sisi kanan tanda sama dengan di sebut variabel independen, karena nilai – nilai mereka di asumsikan di tetapkan di luar, atau secara independen, dari model yang di ekpresikan dalam persamaan tersebut.

Hubungan Total, Rata – Rata, dan Marginal
Difinisi marginal didefenisikan sebagai perubahan dalam variabel dependen sebuah fungsi yang berkaitan dengan perubahan satu unit dalam satu variabel independen. Dalam fungsi pendapatan total di atas, pendapatan marginal adalah perubahan dalam pendapatan total yang berkaitan dengan perubahan satu unit dalam keluarga.

Hubungan antara Total dan marginal
Pentingnnya hubungan antara nilai marginal dan nilai total dalam analisis keputusan terletak dalam fakta bahwa ketika marginal positif, total meningkat dan ketika marginal negative total menurun. Laba marginal yang brkaitan dengan tujuan unit keluaran pertama positif, dan laba total meningkatkan dengan keluaran dalam kisaran ini, tetapi karena laba marginal di unit kedelapan keluaran dalam kisaran ini. Tetapi karena laba marginal di kedelapan negative laba total menurun jika keluaran di naikan keatas tingkat tersebut.

Hubungan antara Rata – Rata dan marginal  
Hubungan antara nilai rata – rata dan marginal juga penting dalam beberapa analisi keputusan, karena marginal mewakili perubahan dalam total, maka ketika marginal lebih besar dari pada rata – rata, rata rata akan meningkat.

Marginal sebagai derivatif fungsi
Walaupun tabel dan grafik berguna untuk menjelaskan konsep, persamaan sering kali lebih sesuai untuk pemecahan masalah, salah satu alasaannya adalah teknik analisis yang kuat dari kalkulus deferensial diterapkan untuk menemukan nilai maksimum atau minimum dari sebuah fungsi tujuan, di samping itu konsep – konsep kalkulus dasar dapat dengan mudah di perluas untuk masalah – masalah keputusan di batasi oleh satu batasan atau lebih, jadi pendekatan kalkulus terutama berguna untuk masalah optimisasi yang di batasi yang sering kali mencirikan pengambilan keputusan manajerial.

Konsep Deriviatif
Derivatif adalah spesifikasi yang tepat bagi hubungan marginal yang umum,
∆Y/∆X. menemukan derivatif melibatkan pencarian nilai rasio ∆Y/∆X untuk perubahan yang sangat kecil dalam X.
Notasi matematis untuk sebuah derivatif adalah :
Konsep derivative ini sebagai limt rasio tepat setara dengan kemiringan kurva di satu titik.demikian pula kemiringan rata – rata dari kurva tersebut dapat di ukur dalam interval X yang semakin kecil dan di perlihatkan dengan garis –garis lainya. Derivatif ini mengukur perubahan marginal dalam Y yang berkaitan dengan perubahan yang sangat kecildalam X di titik tersebut.

Analisis marginal dalam pengambilan keputusan    
Pengambilan keputusan Manajerial sering kali mengharuskan seseorang untuk menemukan nilai maksimum atau minimum dari sebuah fungsi. Agar sebuah fungsi berada pada nilai maksimum atau minimum, maka kemiringan atau nilai marginal fungsi tersebut harus nol. Deriviatif sebuah fungsi merupakan ukuran yang sangat tepat untuk kemiringan atau nilai marginal tersebut di titik tertentu. Jadi, maksimisasi atau minimisasi sebuah fungsi terjadi ketika derivatif fungsi tersebut sama dengan nol.
Contoh Kasus
= -$10.000+$400Q - $2Q2
Di sisni =laba total Q adalah keluaran dalam unit.laba meningkat sementara keluaran meningkat menjadi 100 unit keluaran, di mana laba di maksimumkan pada @10.000
Dari fungsi tersebut lalu menetapkan dai mana derifatif ( marginal )tersebut sama dengan nol.
Laba marginal ( M )= =$400 - $4Q
Menetapkan derivative tersebut sama dengan nol menghasilkan
$400 - $4Q=0
           $4Q=$400
               Q=100 unit
Jadi, ketika Q=100, laba mmarginal adlah nol dan laba total berada pada maksimum melewati Q=100, laba marginal negatif dan laba menurun.

Membedakan Maksimum dengan Minimum
Sebuah masalah dapat timbul ketika derivatif di pergunakan untuk menentukan maksimum atau minimum. Derivative pertama dari fungsi total memberikan ukuran apakah fungsi tersebut menaik atau menurun di setiap titik. Untuk di maksimumkan atau di minimumkan, fungsi tersebut harus tidak menaik dan tidak pula menurun:yaitu, kemiringan seperti di ukur oleh derivatif pertama harus nol. Tetapi , karena nilai marginal atau derivative akan nolbaik untuk nilai maksimum maupun nilai minimum dari sebuah fungsi,analisis lebih lanjut di perlukan untuk menetapkan apakah nilai maksimum atau minimum yang di temukan.

Menggunkan marginal untuk Memaksimumkan Selisih antara dua fungsi
Maksimisasi laba adalah tingkat keluaran dengan laba terbesar di mana pendapatan marginal sama dengan biaya marginal dan laba marginal adalah nol. Laba total sama dengan pendapatan total di kurangi biaya total, dan karena itu sama dengan jarak vertical antara kedua kurva tersebut di setiap tinkat keluaran, jarak ini di maksimumkan oleh Qb, di mana kemiringan kurva pendapatan dan kurva biaya adlah sama. Karena kemiringan kurva pendpatan total dan biaya total mengukur pendapatan marginal, MR, dan biaya marginal, MC, maka ketika kedua kemiringan ini sama, MR = MC
Alasan bahwa Qb merupakan tingkat keluaran yang memaksimumkan laba dapat dilihat dengan mempertimbangkan bentuk kedua kurva di sisi kanan titik Qa.sebuah contoh akan membantu menjelaskan penggunaan marginal ini.pertimbangan fungsi pendapatan, biaya, dan laba berikut ini
Pendapatan total : TR = $41.5Q - $1.Q2
Biaya total = TC = $150 + $10Q - $0,5Q2 + $0,02Q3
Laba total =  TR – TC
Keluaran yang memaksimumkan laba dapat di tentukan denganmensubtitusi funsi pendapatan total ke dalam fungsi laba,lalu menganlisis derivative pertama dan keduadari persamaan itu
= TR – TC
=$41,5Q - $1,1Q2 – ( $150 + $10Q - $0,5Q2 + $0,02Q3 )
=$41,5Q - $1,1Q2 - $150 + 10Q - $0,5Q2 + $0,02Q3
=  - $150 + $31,5Q2 - $0,6Q2 + $0,02Q3
Laba marginal, derevatif pertaman dari fungsi laba tersebut adalah
MΟ€= =$31,5 - $1,2Q - $0,06Q2
Dengan menetapkan laba marginal sama dengan nol dan menggunakan persamaan kuadrat untuk memecahkan kedua akar, kita memperoleh Q1= -35 dan Q2=+15. Karenajumalh keluaran negatif tidak mungkin, Q1merupakan tinkat keluaran yang tidak layak dan dapat di tolak.
Evaluasi terhadap derivatif kedua dari fungsi laba tersebut di Q=15akan menunjukan apakah ini merypakan titik maksimisasi laba atau minimisasi laba.
Derivatif  kedua tersebut di ketahui,
 = -$1,2 - $ 0,12Q
Mengevaluasi derivative ini di Q=15 menunjukan nilai sebesar -$3;karena itu, Q= 15 merupakan titik maksimisasi laba.

Optimilisasi multivarian
Karena banyak hubungan ekonomi melibatkan lebih dari dua variabel, berguna bagi kita untuk meneliti konsep optimisasi multivarian untuk persamaan  dengaan tiga variabel atau lebih. Optimisasi multivarian adalah menemukan titik optimal di sebuah fungsi yang melibatkan tiga variabel atau lebih.derivatif parsial adalah konsep yang di pergunakan untuk analisis marginal seperti ini. Peraturan untuk menetapkan derivative parsial pada dasarnaya sama dengan derivatif sederhana, karena konsep derivative parsial melibatkan asumsi bahwa semua variabel tidak berubah, kecuali yang bersangkutan di mana derivative tersebut di ambil variabel – variabel tersebut di perlukan sebagai konstansta dalam proses perhitungan derenfensial. Pertimbangan persamaan :
Q=3.200 – 50P + 39A = 0,25PA – 0,1A2
Dalam fungsi ini, terdapat dua variabel independen, P dan A sehingga dua derivative parsial dapat di evaluasi. Untuk menetapkan parsial dalam kaitanya dengan P, bahwa fungsi tersebut dapat di tulis ulang sebagai :
Q=3.200 – 50P + 39A + ( 0,25A)P – 0,1A2
Karena A di perlukaan sebagai konstanta, derivative parsial dari Q dalam kaitanya dengan P adalah :
=0 -50 + 0 + 0,25A – 0
   = - 50 + 0,25A
Dalam menetapkan parsial dari Q dalam kaitanya dengan A, P di perlukan sebagai sebuah konstanta, sehingga kita dapat menulis:
Q=3.200 – 50P + 39A + ( 0,25P )A – 0,1A2
Dan derivatif parsial dalam kaitannya dengan A adalah
= 0 – 0 + 39 + 0,25P – 0,2A
   =39 + 0,25P – 0,2A



BAB III
PENUTUP


3.1 KESIMPULAN

Masalah pokok ekonomi terdapat 3 jenis, yaitu :
1.      Produksi
2.      Konsumsi
3.      Distribusi
Model-model teoritis terdiri dari beberapa teori, yaitu :
a.       Teori Klasik
b.      Teori Neo-Keynes
c.       Teori Neo-Klasik
d.      Teori Modern
Perkembangan teori ekonomi tentang nilai ekonomi, terdiri dari :
a)      Teori Ekonomi Mikro Sebagai Teori Ekonomi Klasik
b)      Revolusi Keynes : Lahirnya Teori Ekonomi Makro
Batas Kemungkinan Produksi menunjukkan jumlah maksimum alternatif kombinasi barang dan jasa yang dapat diproduksi oleh sebuah masyarakat pada suatu waktu ketika sumber daya ekonomi dan teknologi didayagunakan sepenuhnya.
Maksimisasi fungsi dengan satu variabel
Bentuk persamaan matematis ini ditunjukkan dengan notasi fungsional :
Y = f(X)
Persamaan ini dapat dibaca bahwa variabel (Y) merupakan fungsi variabel (X). Hal ini dapat ditafsirkan bahwa nilai varibel (Y) bergantung pada nilai variabel (X).

Maksimisasi fungsi dengan beberapa variabel
Fungsi dengan dua variabel dapat ditulis dalam notasi fungsional sebagai :
Y = f(X,Z)

Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai (Y) bergantung pada nilai dua variabel bebas (independen), (X) dan (Z).

Metode-metode mengekpresikan hubungan ekonomi, yaitu :
1)      Hubungan fungsional
2)      Hubungan Total, Rata – Rata, dan Marginal
3)      Hubungan antara Total dan marginal
4)      Hubungan antara Rata – Rata dan marginal  
5)      Marginal sebagai derivatif fungsi
6)      Konsep Deriviatif



DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: FEUI.
Nicholson, Walter. 1995. Mikroekonomi Intermediate Jilid Satu Edisi Kelima.Jakarta:Binurupa Aksara.
kk.mercubuana.ac.id/files/31011-2-950656274162.doc