Tampilkan postingan dengan label Tugas Softskill AKUNTANSI INTERNASIONAL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas Softskill AKUNTANSI INTERNASIONAL. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Juni 2015

Tugas Akuntansi International (Softskill) Sejarah dan Inflasi Negara Perancis

Nama Anggota Kelompok :
1. Angga Dwi Prasetyo
2. Eka Widiantoro
3. Ilma Syahida Arofi
4. Sri Ambar Rahayu

Kelas : 4EB25



Sejarah Negara Perancis, Inflasi, Dan Cara Mengatasinya
Selain Inggris, Prancis juga mengalami permasalahan antara emas –nilai mata uang- inflasi. Michel chevalier(seorang ekonom Prancis abad 19) dalam karangannya bahwa pertambahan penawaran emas akibat ditemukannya tambang- tambang emas baru di California, Australia, dan Afrika selatan akan mengakibatkan turunnya harga emas relatif dibandingkan perak yang kemudian akan membawa pada turunnya nilai riil emas (inflasi) atau naiknya tingkat harga seluruh barang kecuali emas. Diketahui bahwa ada hubungan yang besar antara kenaikan produksi emas dengan kenaikan tingkat inflasi di Perancis tahun 1870. adam smith juga mengungkapkan pendapat yang sama tentang hal ini yang memperkuat penelitian Jean Bodin pada tahun 1568 yang meneliti bahwa meningkatnya harga emas dan perak berhubungan erat dengan meningkatnya tingkat harga- harga secara umum.

Sejarah Negara Perancis
Republik Perancis atau Perancis (bahasa Perancis: République française, pengucapan bahasa Perancis: [ʁepyblik fʁɑ̃sɛz]) adalah sebuah negara yang teritori metropolitannya terletak di Eropa Barat dan juga memiliki berbagai pulau dan teritori seberang laut yang terletak di benua lain. Perancis Metropolitan memanjang dari Laut Mediterania hingga Selat Inggris dan Laut Utara, dan dari Rhine ke Samudera Atlantik. Orang Perancis sering menyebut Perancis Metropolitan sebagai "L'Hexagone" ("Heksagon") karena bentuk geometris teritorinya. Perancis adalah sebuah republik kesatuan semi-presidensial yang tidak punya presiden. Ideologi utamanya tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara.
Perancis berbatasan dengan Belgia, Luksemburg, Jerman, Swiss, Italia, Monako, Andorra, dan Spanyol. Karena memiliki departemen seberang laut, Perancis juga berbagi perbatasan tanah dengan Brasil dan Suriname (berbatasan dengan Guyana Perancis), dan Sint Maarten (berbatasan dengan Saint-Martin). Perancis juga terhubung dengan Britania Raya oleh Terowongan Channel, yang berada di bawah Selat Inggris.
Perancis telah menjadi salah satu kekuatan terbesar dunia sejak pertengahan abad ke-17. Di abad ke-18 dan 19, Perancis membuat salah satu imperium kolonial terbesar saat itu, membentang sepanjang Afrika Barat dan Asia Tenggara, memengaruhi budaya dan politik daerah. Perancis adalah negara maju, dengan ekonomi terbesar keenam (PDB nominal) atau kedelapan (PPP) terbesar di dunia. Merupakan negara yang paling banyak dikunjungi di dunia, menerima 82 juta turis asing per tahun (termasuk pelancong bisnis, tapi tidak termasuk orang yang menetap kurang dari 24 jam di Perancis). Perancis adalah salah satu negara pendiri Uni Eropa, dan memiliki wilayah terbesar dari semua anggota. Perancis juga negara pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan anggota Francophonie, G8, NATO, dan Uni Latin. Merupakan salah satu dari lima anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, juga kekuatan nuklir yang besar dengan 360 hulu ledak aktif dan 59 pembangkit listrik tenaga nuklir.

Sejarah Inflasi di Perancis
Revolusi Perancis (bahasa Perancis: Révolution française; 1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan pergolakan politik di Perancis yang memiliki dampak abadi terhadap sejarah Perancis, dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara keseluruhan. Monarki absolut yang telah memerintah Perancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun. Rakyat Perancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok politik radikal sayap kiri, oleh massa di jalan-jalan, dan oleh masyarakat petani di perdesaan. Ide-ide lama yang berhubungan dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté, égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan). Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa, yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Perancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774. Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi Perancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Perancis diawali dengan diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap Bastille pada bulan Juli, Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus, dan mars kaum wanita di Versailles yang memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa tahun kedepannya, Revolusi Perancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Sebuah negara republik didirikan pada bulan Desember 1792 dan Raja Louis XVI dieksekusi setahun kemudian. Perang Revolusi Perancis dimulai pada tahun 1792 dan berakhir dengan kemenangan Perancis secara spektakuler. Perancis berhasil menaklukkan Semenanjung Italia, Negara-Negara Rendah, dan sebagian besar wilayah di sebelah barat Rhine – prestasi terbesar Perancis selama berabad-abad.
Secara internal, sentimen radikal Revolusi berpuncak pada naiknya kekuasaan Maximilien Robespierre, Jacobin, dan kediktatoran virtual oleh Komite Keamanan Publik selama Pemerintahan Teror dari tahun 1793 hingga 1794. Selama periode ini, antara 16.000 hingga 40.000 rakyat Perancis tewas. Setelah jatuhnya Jacobin dan pengeksekusian Robespierre, Direktori mengambilalih kendali negara pada 1795 hingga 1799, lalu ia digantikan oleh Konsulat di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte pada tahun 1799.
Revolusi Perancis telah menimbulkan dampak yang mendalam terhadap perkembangan sejarah Modern. Pertumbuhan republik dan demokrasi liberal, menyebarnya sekularisme, perkembangan ideologi modern, dan penemuan gagasan perang total adalah beberapa warisan Revolusi Perancis. Peristiwa berikutnya yang juga terkait dengan Revolusi ini adalah Perang Napoleon, dua peristiwa restorasi monarki terpisah; Restorasi Bourbon dan Monarki Juli, serta dua revolusi lainnya pada tahun 1834 dan 1848 yang melahirkan Perancis modern.

Penyebab Revolusi Perancis
Sebagian besar sejarawan berpendapat bahwa sebab utama Revolusi Perancis adalah ketidakpuasan terhadap Ancien Régime. Lebih khusus, para sejarawan juga menekankan adanya konflik kelas dari perspektif Marxis; hal yang umum terjadi pada akhir abad ke-19. Perekonomian yang tidak sehat, panen yang buruk, kenaikan harga pangan, dan sistem transportasi yang tidak memadai adalah hal-hal yang memicu kebencian rakyat terhadap pemerintah. Rentetan peristiwa yang mengarah ke revolusi dipicu oleh kebangkrutan pemerintah karena sistem pajak yang buruk dan utang yang besar akibat keterlibatan Perancis dalam berbagai perang besar. Upaya Perancis dalam menantang Inggris – kekuatan militer utama di dunia pada saat itu – dalam Perang Tujuh Tahun berakhir dengan bencana, menyebabkan hilangnya jajahan Perancis di Amerika Utara dan hancurnya Angkatan Laut Perancis. Tentara Perancis dibangun kembali dan kemudian berhasil menang dalam Perang Revolusi Amerika, namun perang ini sangat mahal dan secara khusus tidak menghasilkan keuntungan yang nyata bagi Perancis. Sistem keuangan Perancis terpuruk dan kerajaan tidak mampu menangani utang negara yang besar. Karena dihadapkan pada krisis keuangan ini, raja lalu memanggil Majelis Bangsawan pada tahun 1787, pertama kalinya selama lebih dari satu abad.
Sementara itu, keluarga kerajaan hidup nyaman di Versailles dan terkesan acuh tak acuh terhadap krisis yang semakin meningkat. Meskipun secara teori pemerintahan Raja Louis XVI berbentuk monarki absolut, namun dalam prakteknya ia sering ragu-ragu dan akan mundur jika menghadapi oposisi yang kuat. Louis XVI memang berusaha mengurangi pengeluaran pemerintah, namun lawannya di parlement berhasil menggagalkan upayanya untuk memberlakukan reformasi yang lebih luas. Penentang kebijakan Louis semakin banyak dan berupaya menjatuhkan kerajaan dengan berbagai cara, misalnya dengan membagikan pamflet yang melaporkan informasi palsu dan dilebih-lebihkan untuk mengkritik pemerintah dan aparatnya, yang semakin memperkuat opini publik dalam melawan monarki.
Faktor lainnya yang dianggap sebagai penyebab Revolusi Perancis adalah kebencian terhadap pemerintah, yang muncul seiring dengan berkembangnya cita-cita Pencerahan. Ini termasuk kebencian terhadap absolutisme kerajaan; kebencian oleh masyarakat petani, buruh, dan kaum borjuis terhadap hak-hak istimewa yang dimiliki oleh kaum bangsawan; kebencian terhadap Gereja Katolik atas pengaruhnya dalam kebijakan publik dan di lembaga-lembaga negara; keinginan untuk memperjuangkan kebebasan beragama; kebencian para pendeta perdesaan miskin terhadap uskup aristokrat; keinginan untuk mewujudkan kesetaraan sosial, politik, ekonomi, serta (khususnya saat Revolusi berlangsung) republikanisme; kebencian terhadap Ratu Marie Antoinette, yang dituduh sebagai seorang pemboros dan mata-mata Austria; serta kemarahan terhadap Raja karena memecat bendahara keuangan Jacques Necker, salah satu orang yang dianggap sebagai wakil rakyat di kerajaan.

Krisis Keuangan
Louis XVI naik takhta menjadi raja Perancis di tengah-tengah krisis keuangan; negara sudah hampir bangkrut dan pengeluaran negara melebihi pendapatan. Krisis ini terutama sekali disebabkan oleh keterlibatan Perancis dalam Perang Tujuh Tahun dan Perang Revolusi Amerika. Pada bulan Mei 1776, menteri keuangan Turgot dipecat setelah ia gagal melaksanakan reformasi keuangan. Setahun kemudian, seorang warga asing bernama Jacques Necker ditunjuk menjadi Bendahara Keuangan. Necker tidak bisa menjadi menteri keuangan resmi karena ia adalah seorang Protestan.
Necker menyadari bahwa sistem pajak di Perancis sangat regresif; masyarakat kelas bawah dikenakan pajak yang lebih besar, sementara kaum bangsawan dan pendeta diberikan banyak pengecualian. Necker beranggapan bahwa pembebasan pajak untuk kaum bangsawan dan pendeta harus dikurangi, dan mengusulkan untuk meminjam lebih banyak uang agar permasalahan keuangan negara bisa teratasi. Necker menerbitkan sebuah laporan untuk mendukung anggapannya ini, yang menunjukkan bahwa defisit negara menembus angka 36 juta livre. Necker juga mengusulkan pembatasan kekuasaan parlement.
Usulan Necker ini tidak diterima dengan baik oleh para menteri Raja, dan Necker, yang berharap bisa memperkuat posisinya, berpendapat bahwa ia harus diangkat sebagai menteri, namun Raja menolaknya. Necker dipecat dan Charles Alexandre de Calonne ditunjuk menjadi bendahara yang baru. Calonne dengan cepat menyadari situasi keuangan negara yang sedang kritis dan mengusulkan pembentukan kode pajak yang baru.

Cara Mengatasi Inflasi

Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral sebagai pemegang otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar dan pengaturan tingkat suku bunga dan kredit.
Kebijakan moneter biasanya lebih efektif untuk mengatasi masalah inflasi daripada untuk mendorong ekspansi kegiatan ekonomi pada jangka pendek. Hal tersebut disebabkan inflasi dapat diatasi dengan mengendalikan permintaan total masyarakat melalui pengurangan jumlah uang beredar.
Instrumen-Instrumen yang biasa digunakan dalam kebijakan moneter melalui Bank Sentral untuk menanggulangi atau mengatasi masalah inflasi adalah sebagai berikut.
1. Operasi Pasar Terbuka atau Open Market Operation
Operasi pasar terbuka adalah usaha atau tindakan-tindakan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli atau menjual surat-surat berharga milik negara. Kegiatan penjualan surat berharga ini akan mengurangi cadangan wajib bank umum. Dengan demikian, jumlah uang beredar di masyarakat akan berkurang dan kenaikan harga-harga pun dapat ditekan.
2. Kebijakan Tingkat Suku Bunga Diskonto atau Discount Rate Policy
Kebijakan tingkat suku bunga diskonto adalah tindakan Bank Sentral dengan mengubah tingkat suku bunga diskonto yang harus dibayar oleh bank umum atas dana pinjaman dari Bank Sentral. Kenaikan suku bunga diskonto akan menyebabkan naik suku bunga kredit kepada masyarakat. Sehingga kredit investasi yang diberikan akan turun. Turunnya kredit investasi berakibat pula pada menurunnya pendapatan nasional, dan berpengaruh terhadap turunnya permintaan agregat yang pada akhirnya harga-harga barang pun akan turun.
3. Kebijakan Cadangan Wajib atau Reserve Requirement Policy
Kebijakan cadangan wajib berkaitan dengan tindakan Bank Sentral dalam menetapkan cadangan wajib bagi bank umum di Bank Sentral. Jika cadangan wajib yang dikenakan oleh Bank Sentral tinggi, jumlah pasokan uang akan turun, selanjutnya jumlah uang beredar di masyarakat menjadi lebih sedikit sehingga harga-harga pun berkurang.
4. Kebijakan Kredit Selektif
Kebijakan kredit selektif berkaitan dengan kebijakan bank umum dalam menyalurkan kredit kepada nasabah (masyarakat) dengan memperhatikan unsur character, collateral, capital, capacity, dan condition of economy.

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan pengeluaran pemerintah dan perpajakan yang secara langsung memengaruhi permintaan total dan memengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal seperti pengurangan pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan. Kebijakan fiskal dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.
1. Meningkatkan penerimaan pajak, dengan memberlakukan tingkat pajak yang tinggi bagi unit usaha yang tidak memproduksi kebutuhan pokok masyarakat atau dengan mengenakan jenis-jenis pajak baru.
2. Mengurangi pengeluaran pemerintah, dengan jalan menunda atau menghapuskan pengeluaran yang bukan prioritas.
3. Mengadakan pinjaman pemerintah, yaitu mengurangi pembayaran yang dilakukan pada masyarakat dan mengembalikannya di kemudian hari, misalnya dalam bentuk pensiun.


Sumber :











Jumat, 29 Mei 2015

Tugas Akuntansi International (Softskill) Perusahaan Amway

Nama Anggota Kelompok :
1. Angga Dwi Prasetyo
2. Ilma Syahida Arofi
3. Sri Ambar Rahayu

Kelas : 4EB25
      

Sejarah Perusahaan Amway
                   Amway adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran berjenjang atau network marketing. Produk yang dipasarkan antara lain produk kecantikan, kesehatan, kebugaran, peralatan rumah tangga, dan pertanian. Amway telah berkembang di 84 negara. Hak distribusi produk-produk Amway di Indonesia dipegang oleh PT Amindoway Jaya yang mulai beroperasi pada bulan Juli 1992.
                       

                        Amway didirikan pada tahun 1959 oleh Rich DeVos dan Jay Van Andel di Ada, Michigan, Amerika Serikat. Rich DeVos dan Jay Van Andel sudah bekerjasama merintis usaha sejak mereka masih remaja. Kendati berbagai usaha yang mereka lakukan sebelumnya telah meraih sukses, namun pengalaman yang paling berarti bagi mereka adalah saat memasarkan makanan tambahan Nutrilite dengan model pemasaran dari orang ke orang. Rich dan Jay mendirikan Amway pada tahun 1959 dengan memadukan pendekatan penjualan langsung dengan produk pertama berupa pembersih cair organik serbaguna dan menawarkan peluang untuk menjadi distributor mandiri kepada rekan-rekan di lingkungan tempat tinggal mereka.

          Jay Van Andel dan Rich Devos , berteman sejak masa sekolah, mereka telah menjadi mitra bisnis di berbagai usaha. Pada tahun 1949 mereka diperkenalkan oleh Neil Maaskant ( sepupu kedua Van Andel ) untuk Produk Nutrilite Corporation. Nutrilite adalah sebuah perusahaan penjualan langsung yang berbasis di California yang didirikan oleh Dr Carl Rehnborg, pengembang multivitamin pertama kali dipasarkan di Amerika Serikat. Pada bulan Agustus 1949, setelah pembicaraan malam panjang, DeVos dan Van Andel mendaftar untuk menjadi distributor untuk suplemen makanan Nutrilite . Mereka menjual suplemen pertama mereka pada hari berikutnya sebesar $ 19,50 tetapi kehilangan minat untuk dua berikutnya minggu. Tak lama kemudian, atas desakan Maaskant, yang telah menjadi sponsor mereka, mereka melakukan perjalanan ke Chicago untuk menghadiri seminar Nutrilite. Pertemuan itu di sebuah hotel di pusat kota, dengan lebih dari seratus orang yang hadir. Setelah melihat filmstrips promosi dan mendengarkan pembicaraan oleh perwakilan perusahaan dan distributor sukses, mereka memutuskan untuk mengejar peluang bisnis Nutrilite dengan antusias. Mereka menjual suplemen kedua mereka pada perjalanan mereka kembali ke Michigan, dan dengan cepat melanjutkan untuk mengembangkan bisnis baru mereka lebih lanjut.
           Pada tahun 1949, DeVos dan Van Andel telah membentuk Ja - Ri Corporation ( disingkat dari masing-masing nama pertama mereka ) untuk mengimpor barang dari kayu dari negara-negara Amerika Selatan. Setelah perjalanan mereka ke seminar Nutrilite, mereka melanjutkan bisnis ini dan Ja - Ri menjadi distributor Nutrilite mereka. Selain keuntungan pada setiap produk yang dijual, Nutrilite juga menawarkan komisi atas penjualan produk oleh distributor baru yang diperkenalkan kepada perusahaan dengan distributor yang ada sistem yang sekarang dikenal sebagai multi level marketing atau pemasaran jaringan. Pada tahun 1958, DeVos dan Van Andel telah membangun sebuah organisasi lebih dari 5.000 distributor. Namun, setelah kekhawatiran tentang stabilitas Nutrilite, di April 1959 mereka dan beberapa distributor utama mereka membentuk The American Way Association untuk mewakili distributor dan mencari produk tambahan ke pasar.   
          Produk pertama mereka disebut Frisk, pembersih organik terkonsentrasi yang dikembangkan oleh seorang ilmuwan di Ohio. DeVos dan Van Andel membeli hak untuk memproduksi dan mendistribusikan Frisk, dan kemudian berganti nama menjadi LOC ( Liquid Organic Cleaner ). Mereka kemudian membentuk Amway Sales Corporation untuk pengadaan dan persediaan dan produk untuk menangani penjualan dan rencana pemasaran, dan Amway Services Corporation untuk menangani asuransi dan tunjangan lainnya bagi distributor ( Amway menjadi singkatan dari " American Way " ). pada tahun 1960 mereka membeli 50% saham di Atco Manufacturing Company di Detroit ,produsen asli dari LOC, dan mengubah namanya ke Amway Manufacturing Corporation. Pada tahun 1964 Amway Sales Corporation, Amway Services Corporation, dan Amway Manufacturing Corporation bergabung untuk membentuk satu kesatuan, Amway Perusahaan membeli kendali Nutrilite pada tahun 1972 dan kepemilikan penuh pada tahun 1994.

           Merek penjualan terbesar Amway adalah Nutrilite suplemen kesehatan (dipasarkan sebagai Nutriway di beberapa negara), dan pada tahun 2008 penjualan Nutrilite melebihi US $ 3 billion global. Pada tahun 2001, lima produk Nutrilite adalah suplemen diet pertama yang disertifikasi oleh NSF Internasional. Pada tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009 dalam nutrisi dan makanan kesehatan kategori Nutrilite memenangkan  Platinum  dan  Emas  penghargaan di Malaysia, Cina, Taiwan, Thailand, dan Asia secara keseluruhan dalam Readers Digest. Pada tahun 2008 ilmuwan Nutrilite, dalam kemitraan dengan Alticor anak Interleukin Genetika memenangkan 12 John M. Kinney Award untuk nutrisi dan Metabolisme untuk penelitian mereka ke dalam interaksi antara gizi dan genetika.     
           Pada Indonesia Amway berdiri tanggal 17 juli 1992 melalui PT.Amindoway Jaya dan Amway Indonesia. Amway adalah perusahaan pemegang lisensi penjualan langsung dan distribusi produk amway di Indonesia. Amway Indonesia adalah perusahaan yang memberikan jasa konsultasi di bidang pemasaran, pengembangan usaha, serta dukungan distributor aktif di indonesia. Amway Indonesia memasarkan sekitar 250 produk Amway yang terdiri dari produk-produk : kesehatan dan kebugaran, kosmetik dan perawatan kulit, perawatan diri, perawatan rumah tangga, peralatan rumah tangga dan pertanian. Amway Indonesia juga menggalang kerjasama dengan produsen lokal untuk memasarkan produk-produk mereka yang meliputi: fashion, kesehatan, kecantikan, permainan edukasi anak, alat tulis, oli mesin, makanan dan minuman, serta jasa asuransi majalah dan koran. Untuk mendukung pelayanan terhadap distributor, Amway Indonesia memiliki 26 Amway Distributor Center (ADC) dan saat ini jumlah Independent Business Owner (IBO) aktif di Indonesia adalah 330.000 orang
            
A.  Visi Amway
        Visi Amway sangat sederhana “Helping People Live Better Lives”, kami bekerja setiap hari untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Kami mencapai visi kami dengan membantu orang-orang dimanapun mereka berada untuk menemukan potensi mereka dan mencapai tujuan mereka dengan menawarkan produk yang lebih baik dan kesempatan di masa depan, dan berbagi dengan komunitas global. Kami bangga dengan komitmen kami dalam business excellence, kepedulian kami terhadap masyarakat dan komunitasnya, dan perhatian kami terhadap lingkungan.

 B.  Misi Amway
        Melalui Rancangan Penjualan dan Pemasaran Amway, Amway menawarkan peluang untuk memiliki bisnis milik sendiri dan berbagai produk-produk Amway berkualitas.

Sumber :

Rabu, 22 April 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF & PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Nama : Ilma Syahida Arofi
NPM  : 23211509
Kelas  : 4EB25
Tugas  : Akuntansi Internasional       



Artikel Pertumbuhan Ekonomi Inklusif & Penciptaan Lapangan Kerja
Meskipun pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja merupakan prioritas utama bagi para pembuat kebijakan global, namun prospek dua sektor tersebut di tingkat mengkhawatirkan.
"Pertumbuhan ekonomi sangat lemah sejak 2009, pertumbuhan global diproyeksikan hanya sekitar 3,5 persen tahun ini, sekitar dua persentase poin di bawah tahun-tahun pra-resesi besar. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia menganggur, dengan pengangguran pemuda dan jangka panjang pada tingkat yang mengkhawatirkan di banyak negara," kata Dana Moneter Internasional (IMF), dalam sebuah laporan yang dirilis pada Kamis (4/4/13).
Ketimpangan pendapatan juga meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir di banyak negara Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan juga di banyak negara lainnya. Menurut IMF, tantangan pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja berhubungan erat dengan inklusi sosial.
Pertumbuhan merupakan prasyarat penting untuk penciptaan lapangan kerja dan kohesi sosial. Pada gilirannya, pekerjaan dan partisipasi angkatan kerja meningkat, termasuk di kalangan perempuan sangat penting untuk mendorong pertumbuhan inklusif dan mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.
IMF menyebut bisa memberikan diagnosis sistematis dengan angka yang lebih besar pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan distribusi pendapatan jika negara-negara anggotanya lebih memahami efektifitas kebijakan mereka untuk mendukung pertumbuhan, lapangan kerja dan inklusi sosial.
Pembangunan Inklusif yang menekankan penciptaan lapangan kerja , memberi akses sosial dan ekonomi bagi segenap warga dan terus menerus mengurangi kemiskinan melalui penyediaan peluang bagi masyarakat yang rentan dan terpinggirkan untuk berkontribusi dalam proses pembangunan dan dalam menikmati hasil-hasilnya.
Pertumbuhan ekonomi sampai pada akhir tahun mencapai 6,3 persen dengan didukung  peningkatan ekonomi domestik yang tetap tinggi. Dewan Gubernur menilai perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik walaupun tidak setinggi pada perkiraan semula. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2012 diprakirakan sebesar 6,3 persen, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya akibat penurunan kinerja sektor eksternal. Meskipun konsumsi dan investasi memiliki orientasi permintaan domestic agar tetap tumbuh tinggi, penurunan ekspor telah berdampak pada penurunan produksi dan investasi yang  berorientasi ekspor. Sehingga untuk kedepan, pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh  permintaan domestik yang cukup kuat dan memiliki potensi semakin baiknya ekspor meskipun masih dibayangi oleh ketidakpastian perekonomian global. Hal tersebut juga didukung oleh cukup kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Jawa. Kemudian dari pada itu, Bank Indonesia pun akan terus mencermati dinamika  perekonomian dan pasar keuangan global serta dampak yang terjadi pada perekonomian domestik. Fokus kebijakan tetap diarahkan untuk menjaga keseimbangan eksternal dengan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
Berbagai kebijakan yang telah dilakukan akan terus dievaluasi dan disesuaikan dengan dinamika perekonomian tersebut. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam mengelola permintaan domestik dan perbaikan neraca pembayaran agar tetap sejalan dengan upaya menjaga kestabilan ekonomi makro dan juga  berkesinambungannya pertumbuhan ekonomi nasional.

MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan  jumlah lapangan pekerjaan yang mampu diserap. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang. Sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah- masalah sosial lainnya. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat dari jangka panjang terhadap pengangguran adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung.
Tingkat pengangguran di Indonesia semakin tinggi dikarenakan arus globalisasi yang semakin pesat. Permasalahan tentang pengangguran sudah merajalela dari masyarakat mampu sampai masyarakat yang kurang mampu. Pengangguran itu biasanya mempunyai  peluang untuk melakukan tindakan kriminal. Karena seseorang yang menganggur itu sama dengan yang lainnya mempunyai suatu kebutuhan baik sandang, pangan dan papan. Apabila kebutuhan itu belum terpenuhi, maka setiap orang akan melakukan hal apapun agar segala sesuatu yang diinginkan tercapai. Apalagi kebutuhan akan pangan yang tak ada kompromi, apapun akan dilakukan masyarakat jika sudah dihadapkan kepada faktor kebutuhan tersebut. Pengangguran merupakan keadaan dari seseorang yang mengalami hambatan dalam usahanya untuk memperoleh pekerjaan. Pengangguran itu merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada. Selain itu pengangguran juga merupakan beban keluarga dan masyarakat serta merupakan sumber utama dari kemiskinan serta dapat menghambat  pembangunan nasional dalam jangka panjang. Pembangunan nasional ke depan, sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia yang sehat secara mental dan fisik serta mempunyai keterampilan, keahlian dan kekreatifan sehingga mampu membangun keluarga yang berkecukupan. Karena dari keterampilan dan keahlian tersebut, setiap orang bisa menciptakan lapangan kerja dan mempunyai penghasilan yang layak. Masalah pengangguran tidak hanya menerpa masyarakat kalangan bawah saja. Masyarakat yang dirasa berkecukupan pun mengalami permasalahan tersebut. Banyak faktor yang mendukung terhadap permasalahan pengangguran, antara lain :
·      Faktor Kemiskinan
Banyaknya jumlah pengangguran itu dari kalangan masyarakat miskin. Karena untuk mendapatkan pekerjaan itu membutuhkan biaya yang sangat besar.
Contoh : Di suatu pabrik, untuk menjadi seorang karyawan di suatu pabrik tersebut, harus ”ada orang dalam” yang membantunya dan menjamin pekerjaan dapat diraih selain itu juga orang yang ingin masuk pabrik tersebut harus memakai jasa seorang calo dengan memberikan “uang jerih payah”. Dan nominal uang tersebut tidak sedikit. Kesimpulannya, orang yang tidak mempunyai uang, dia tidak bisa kerja.
·      Faktor Pendidikan
Banyaknya anak putus sekolah juga merupakan salah satu faktor yang menunjang  pengangguran. Karena untuk bekerja di zaman sekarang, harus bisa calistung (baca, tulis,hitung) minimal tamatan SLTP. Itupun hanya pekerjaan berkisar Pembantu Rumah Tangga (PRT), Baby Sitter, dan lain-lain. Namun, di era globalisasi sekarang sudah ada agen baby sitter dan PRT. Jadi semakin sulit anak yang putus sekolah itu mendapatkan  pekerjaan yang berpenghasilan layak. Dari Pendidikan juga belum ada kurikulum yang mampu menciptakan dan mengembangkan kemandirian Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
·      Faktor Keahlian
Untuk zaman sekarang, diperlukan manusia yang kreatif dan inovatif. Meskipun hanya lulusan SLTA, jika seseorang itu mempunyai keahlian dan keterampilan, maka orang tersebut bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Contohnya: Membuat kue, membuat  prakarya, dan lain-lain. Tetapi, masyarakat Indonesia pada umumnya malas untuk bekerja keras, bekerja dari nol, maka karena itu pula pengangguran tercipta.
·      Faktor Budaya
Telah disebutkan bahwa sindrom pengangguran tidak hanya terjadi di kalangan bawah saja. Namun, kalangan atas pun ada. Ini dikarenakan faktor budaya. Orang yang senantiasa hidup berkecukupan, ingin memperoleh pekerjaan yang layak. Sedangkan segala sesatu itu harus mengalami proses yang jelas. Kebanyakan dari orang tersebut menginginkan kerja enak saja tanpa melakukan proses.
·      Faktor Pasaran
Kurangnya lapangan kerja, banyaknya masyarakat yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dikarenakan krisis ekonomi yang melanda negri ini, juga rendahnya kualitas SDM yang kurang memenuhi standar di lapangan kerja tersebut.

Permasalahan pengangguran ini berdampak buruk bagi pemerintah. Karena menghambat  program pemerintah dalam pemerataan pembangunan, juga menghambat program pemerintah untuk memakmurkan bangsa Indonesia.Maka dari itu pemerintah membuat solusi-solusi untuk mengurangi pengangguran. Pengangguran tidak bisa dihilangkan tetapi hanya bisa dikurangi. Mengingat keadaan ekonomi bangsa Indonesia itu sendiri yang masih belum mapan.

TINDAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI PENGANGGURAN
Untuk mengatasi masalah pengangguran pemerintah telah membuat 5 kebijakan, antara lain :
1.    Mengubah kebijakan politik ekonomi makro, agar merangsang pertumbuhan ekonomi yang kemudian bisa menciptakan lapangan kerja baru.
2.    Membuat kebijakan fiskal dan moneter yang juga ramah terhadap tenaga kerja.
3.    Kebijakan ketiga, membangkitkan kembali kegiatan di sektor riil terutama yang bergerak di sektor usaha kecil dan menengah (UKM).
4.    Melakukan reformasi di bidang pertanahan. Selama ini tanah untuk kegiatan produksi, lebih banyak dikuasai secara terbatas oleh kalangan terbatas pula.
5.    Kebijakan kelima yang secara khusus sedang digarap Depnaker sekarang, ujar Pasaribu, melipat gandakan usaha peningkatan tenaga kerja di lingkungan keluarga yang  berpendapatan kecil. Hal itu dilakukan melalui kerja sama dengan kelompok pengusaha kecil dan menengah dari Jepang. Pemulihan ekonomi juga merupakan alternatif utama yang dilakukan pemerintah. Namun belum terlihat hasilnya, dikarenakan keadaan ekonomi Indonesia juga yang terlibat hutang dengan luar negri. Pemerintah juga mengajukan 2 kebijakan untuk mengatasi masalah pengangguran. Yaitu kebijakan makro (umum) dan kebijakan mikro (khusus). Kebijakan makro (umum) yang  berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter  berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya. Sedangkan kebijakan Mikro dijabarkan menjadi beberapa poin, antara lain :
ü  Pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan mengembangkan secara optimal.
ü  Melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur.
ü  Mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional. Lembaga itu dapat disebutkan sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara profesional sehingga dapat membimbing dan menyalurkan para pencari kerja.
ü  Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
ü  Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan.
ü  Upayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan hubungan kerja (PHK). PHI dewasa ini sangat banyak berperan terhadap penutupan  perusahaan, penurunan produktivitas, penurunan permintaan produksi industri tertentu dan seterusnya. Akibatnya, bukan hanya tidak mampu menciptakan lapangan kerja baru,  justru sebaliknya bermuara pada PHK yang berarti menambah jumlah penganggur. Mengembangkan potensi kelautan kita. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau- pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan Indonesia perlu dikelola lebih baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif dan inovatif.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari pemahasan di atas, yaitu dalam masa pemerintahan mulai dari masa orde lama hingga pada masa reformasi dan saat ini terdapat berbagai macam permasalahan perekonomian di Indonesia, beberapa kasus terberatnya dapat menimbulkan dampak yang sangat hebat bagi masyarakat Indonesia sendiri. Dan pada permaslahan tersebut, orang yang seharusnya menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah, justru berbondong-bondong untuk memakan harta Negara dan hak dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Dan hal tersebut marak disebut sebagai KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Setiap pergantian masa pemerintahan, memiliki kebijakan tersendiri guna menanggulangi kesalahan dari kepemimpinan yang sebelumnya, namun karena setiap tindakan memiliki konsekuensi, hal yang dianggap oleh para pemimpin tersebut sudah berjalan maksimal, namun tergantung kepada masyarakat menangkapnya. Terjadinya inflasi dan tingginya tingkat  pengangguran disebabkan angka ketidaksadaran masyarakat akan adanya kehidupan dalam  bermasyarakat itu sendiri. Untuk mengatasi permasalahan pertumbuhan ekonomi inklusif dan  penciptaan lapangan kerja di Indonesia sendiri adalah pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan kebijakan yang bisa mengurangi pengangguran dan bagaimana cara penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

SARAN

Untuk mengatasi permasalahan pengangguran tersebut bisa dilakukan dengan cara menjadikan seseorang yang ahli dalam entrepreuneur. Karena seorang entrepreuneur itu sangat membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi. Karena mereka berperan dalam menambah produksi nasional, menciptakan kesempatan kerja, membantu pemerintah mengurangi pengangguran, membantu pemerintah dalam pemerataan pembangunan, menambah sumber devisa bagi pemerintah, menambah sumber pendapatan negara dengan membayar pajak, dan membantu pemerintah dalam memakmurkan bangsa. Wirausaha pada sektor informal seperti PKL (pedagang kaki lima), lebih mulia dibandingkan dengan lulusan sarjana yang tidak jelas kerjanya. Menciptakan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas dan mempunyai keterampilan serta daya saing yang tinggi dalam persaingan global juga mampu mengatasi  perngangguran. Ini bisa dilakukan dengan membangun semangat dan kekreatifan akan memulai bekerja.
Dimulai dengan mengemukakan sebuah slogan ”Cintailah produk dalam negri”. Karena, dengan membeli produk luar negeri, berarti itu sama saja telah menciptakan pengangguran di negeri sendiri. Slogan ini harus dilakukan dengan gencar. Karena banyak dari masyarakat Indonesia umumnya kalangan menengah ke atas merasa ”gengsi” untuk membeli produk dalam negeri.
Kita bisa meminimalisir adanya pengangguran di Indonesia. Intinya, Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan pengangguran dengan cara menanamkan pendidikan sedini mungkin, yang didukung oleh fasilitas yang menunjang juga disertai keterlibatan masyarakat dalam membantu menangani masalah pengangguran tersebut.


Sumber :