TULISAN 3
PEREKONOMIAN INDONESIA
INFLASI
DAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA
Disusun oleh:
KELOMPOK 9
Antonius Atmadinata 20211988
Gatot Sugara 23211016
Ilma syahida Arofi 23211509
Ratu Anggun Pertiwi 25211908
Kelas 1EB25
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflasi yang makin meningkat di
negara Indonesia ini bukan merupakan hal yang biasa lagi , namun sangat
memprihatinkan bagi bangsa Indonesia. Karena dari tahun ke tahun bangsa
Indonesia selalu mengalami peningkatan. Hal ini menimbulkan keterpurukan
ekonomi di Indonesia. Maka dari itu pemerintah harus segera menangani dengan
serius masalah ini sebelum inflasi di negeri kita melebihi batas.
1.2 Tujuan
Memenuhi Tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia dan agar para pembaca dapat mengetahui pengertian
inflasi, macam-macamnya, penyebabnya serta dampaknya bagi Perekonomian di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Inflasi
Dalam ilmu
ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus, berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran
distribusi barang.
Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang sering kali dilihat sebagai penyebab meningkatnya
harga.
Ada
banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan
adalah CPI dan GDP
Deflator.
2.2 Macam-macam
Inflasi
Inflasi
dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu :
1.
Inflasi
ringan, terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun;
2.
Inflasi sedang,
Inflasi ringan inflasi sedang antara 10%—30% setahun;
3.
Inflasi berat,
berat antara 30%—100% setahun;
4. Inflasi hiperinflasi atau inflasi
tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
2.3 Penyebab
Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan
permintaan (demand pull inflation)
dan desakan biaya produksi (cosh pull
infantion).
1. Inflasi
tarikan permintaan (demand pull inflation)
terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi
perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga
meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan
total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi ''full employment''.
2. Inflasi
desakan biaya (cost push inflation)
terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input)
sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output)
yang dihasilkan ikut naik.
Meningkatnya
biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan harga,misalnya bahan baku
dan kenaikan upah/gaji,misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan
usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
2.4 Dampak
Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif-
tergantung parah atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai
pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja,
menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah,
yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau. Orang menjadi
tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi,
karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima (pendapatan tetap) seperti
pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan
menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot
dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi
masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang
pensiunannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau
tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.
Artinya, uang pensiunannya tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti
pengusaha, tidak akan dirugikan dengan adanya inflasi.
Begitu juga halnya dengan pegawai
yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi
juga menyebabkan orang untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang,
tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai
uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi
akan sulit berkembang. Karena, untuk mengembang dunia usaha membutuhkan dana
dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Secara
umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit
neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat.
2.5 Peran
Bank Sentral
Bank
sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral di
suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat
yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen
dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar
bank sentral termasuk pemerintah.
Hal itu
disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang
independent. Salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan
menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian yang akan berakibat
mendorong tingkat inflasi makin tinggi.
Bank sentral
umumnya mengandalkan jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga sebagai
instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban
mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena
nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat
inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola ''inflation targeting'' banyak diterapkan oleh bank sentral di
seluruh dunia, termasuk Bank Indonesia.
Inflasi di Indonesia
Bulan dan tahun
|
Tingkat inflasi
|
Juli 2009
|
2.71 %
|
Juni 2009
|
3.65 %
|
Mei 2009
|
6.04 %
|
April 2009
|
7.31 %
|
Maret 2009
|
7.92 %
|
Februari 2009
|
8.60 %
|
Januari 2009
|
9.17 %
|
Desember 2008
|
11.06 %
|
November 2008
|
11.68 %
|
Oktober 2008
|
11.77 %
|
September 2008
|
12.14 %
|
Agustus 2008
|
11.85 %
|
Juli 2008
|
11.90 %
|
|
Inflasi di Indonesia
diumpamakan seperti penyakit endemis dan
berakar di sejarah. Tingkat inflasi di Malaysia dan Thailand
senantiasa lebih rendah. Tetapi, Inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman
Presiden Soekarno,
karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak berhati-hati. Maksudnya, kalau ingin mencetak uang cetak saja tanpa
memperhatikan dampaknya.
Di
zaman Soeharto,
pemerintah berusaha menekan inflasi - akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen
setahun rata-rata, hal ini dikarenakan Bank
Indonesia masih mempunyai misi ganda, antara lain sebagai agent of
development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas.
Baru di
zaman revormasi, di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia
berprioritas untuk mengutamakan penjagaan nilai mata uang rupiah. Tetapi,
karena sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat yang
bertolak ke belakang, artinya bercermin kepada sejarah maka “inflasi inti”
masih saja lebih besar daripada 5 persen
setahun.
2.6
Perekonomian
Indonesia
Bulan dan Tahun
|
Pertumbuhan ekonomi
|
Maret 2006
|
15.74 %
|
Juni 2006
|
15.53 %
|
September 2006
|
14.55 %
|
Desember 2006
|
6.60 %
|
|
Tanda-tanda
perekonomian mulai mengalami penurunan adalah ditahun 1997 dimana pada masa
itulah awal terjadinya krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya
berkisar pada level 4,7%, sangat rendah jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu 7,8%.
Kondisi keamanan yang belum condusif-pun akan sangat mempengaruhi
iklim investasi
di Indonesia. Mungkin hal itulah yang terus diperhatikan oleh pemerintah.
Karena hal ini berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang
berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonomi.
Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa
mendatang. Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan
meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapital akan
semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada
tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar
negeri.
Semua
itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar telah
kondusif. Seperti, kebijakan pemerintah dalam pemberantasan terorisme,
dan pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
indikator makro ekonomi yang menggambarkan kinerja perekonomian suatu negara.
Maka dari itu, pertumbuhan ekonomi mempunyai prioritas utama bila ingin
menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang berlangsung dengan
baik pada negaranya.
2.7. Prospek Inflasi dan Suku Bunga Indonesia Tahun Depan
Perekonomian
Indonesia dapat dibilang merupakan salah satu yang terbaik dalam menghadapi
krisis ekonomi global yang bermula dari krisis subprime di AS saat ini. Ekonomi
Indonesia bahkan menjadi tiga besar yang akan membukukan pertumbuhan ekonomi
terbaik pada tahun 2009 dan 2010 mendatang, hanya kalah dari China dan India.
Kondisi ekonomi yang solid ini memberikan pertanyaan bagi kebijakan Bank
Indonesia ke depan, terutama berkaitan dengan suku bunga acuan BI rate.
Prediksi
kebijakan suku bunga ke depan kita tidak dapat lepas dengan pengaruh inflasi. Suku
bunga merupakan salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mengatur laju
inflasi. Pada saat inflasi mengalami percepatan, suku bunga akan dinaikkan
untuk meredam hal tersebut. Kondisi ini tentunya juga berlaku sebaliknya. Jika
inflasi dianggap aman dan terkendali, suku bunga dapat diturunkan untuk mempercepat
laju pertumbuhan ekonomi.
Saat ini suku bunga di Indonesia,
yang tercermin dalam BI rate, berada pada tingkat yang paling rendah sepanjang
sejarah, yaitu pada level 6.5%. Sejak bulan Januari 2009 BI telah memangkas BI
rate sebesar 225 bps, pemangkasan ini dapat dikatakan cukup agresif. Keputusan
BI untuk memangkas BI rate berkaitan erat dengan kondisi ekonomi global.
Langkah BI merupakan hal yang wajar di mana di seluruh dunia juga dilakukan
pemangkasan suku bunga. Kondisi ini merupakan hal yang dibutuhkan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
(Riwayat BI rate pada tahun 2009
ini dapat diamati pada grafik di bawah)
Di
samping kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keputusan BI untuk
meningkatkan BI rate berkaitan dengan melambatnya inflasi yang dialami
Indonesia. Tentunya BI tidak akan menerapkan kebijakan penurunan bunga yang
agresif jika inflasi Indonesia mengalami laju yang cepat. (Riwayat inflasi
bulanan di tahun 2009 dapat diamati pada grafik di bawah, sumber Bank
Indonesia).
2.8 Prediksi
Inflasi dan Suku Bunga BI Rate di Tahun 2010
Pada
tahun 2010 mendatang diperkirakan tingkat inflasi di Indonesia akan mulai
mengalami peningkatan. Tingkat inflasi Indonesia selalu berada di atas
negara-negara lain. Malaysia 5%, Filipina 6%, Thailand 1% sementara secara
historis, inflasi Indonesia rata-rata mencapai 8-9%. Ke depan, inflasi
Indonesia di akhir 2010 akan mencapai 6.3%, tekanan inflasi tersebut meningkat
khususnya pada komponen adminestered price, yaitu dilihat dari faktor primer
seperti naiknya Tarif Dasar Listrik (TDL) hingga 20-25persen untuk industri dan
sektor tertentu. Selain listrik, Gas Elpiji juga akan kembali mengalami
kenaikan di 2010.
Tekanan
lain berasal dari faktor eksternal, yaitu berupa potensi kenaikan harga
komoditas global yang didorong oleh perbaikan permintaan global dan pelemahan
nilai mata uang dolar AS. Selain itu, secara historis apabila harga
keekonomisan BBM mencapai 100 persen diatas harga BBM subsidi maka pemerintah
akan melakukan penyesuaian BBM domestik. Naiknya harga BBM juga meningkatkan
inflasi di 2010. Meningkatnya harga minyak secara berkelanjutan, menyebabkan
rata-rata harga minyak berada di atas asumsi pemerintah 65 dolar AS per barel.
Diperkirakan pada tahun 2010 mendatang rata-rata harga minyak dunia akan berada
di 74 - 75 dolar AS per barelnya.
Hal itu
akan mengakibatkan peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate)
kembali mengalami kenaikan pada kuartal II-2010. Bahkan diproyeksikan, nantinya
BI Rate akan mencapai 7.25%. Di kuartal II-2010 inilah diperkirakan harga
komoditas dunia akan mulai mengalami kenaikan.
Untuk
mengatasi hal itu solusi yang terbaik yaitu dengan menggenjot ekspor dan
investasi bangsa Indonesia. Di samping itu, konsumsi masyarakat yang selama ini
menjadi faktor pendorong bagi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2009, juga
akan tetap dijaga tahun depan.
Sekarang
kan inflasi kita terbaik sepanjang krisis. Dengan kondisi konsumsi masyarakat
terjaga dan sektor yang terus meningkat. Dan itu akan kita jaga tahun depan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga secara umum. Inflasi dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu
tarikan permintaan dan desakan produksi. Inflasi dapat digolongkan menjadi 4
macam, yaitu
a.
ringan(<10%),
b.
sedang(10%-30%),
c.
berat(30%-100%) dan
d.
hyper(>100%).
Inflasi
memiliki dampak positif dan negative. Apabila inflasi itu ringan, maka inflasi
akan berdampak positif. Misalnya, meningkatnya pendapatan nasional akan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan berinvestasi. Sedangkan apabila
inflasi itu hyper akan berdampak negative. Yang akhirnya membuat perekonomian
menjadi kacau dan membuat orang menjadi malas bekerja, menabung dan
berinvestasi.
Bank
sentral merupakan bank utama yang berkepentingan untuk mengendalikan laju
inflasi. Bank sentral memiliki kewenangan independent
dalam mengatasi inflasi. Hal ini dikarenakan kebijakan yang dilakukan
pemerintah malah akan mendorong laju inflasi makin tinggi.
Inflasi
di Indonesia sudah terjadi di awal pemerintahan, yaitu di masa pemerintahan
Soekarno. Hal itu dikarenakan pemerintah kurang berhati-hati dalam melakukan
kebijakan fiscal dan moneter. Dan itu lah awal yang buruk yg dampaknya di
derita bangsa Indonesia dari tahun ke tahun. Pada masa Soeharto penekanan
inflasi tidak seperti yang diharapkan yaitu berkisar di bawah 10% setahun. Baru
dizaman revormasi di zaman pemerintahan Habibie penekanan inflasi sudah
mencapai di atas 5%.
Tanda-tanda
perekonomian mengalami penurunan sejak tahun 1997, dan pada masa itulah awal
terjadinya krisis. Namun di tahun 2009 perekonomian Indonesia mengalami
pertumbuhan pesat hingga menjadi 3 besar dalam pertumbuhan ekonomi terbaik di
dunia.
Dalam
prediksi, inflasi pada tahun 2010 diperkirakan mengalami peningkatan. Hal ini
perlu di tindak lanjuti, karena dari tahun ke tahun inflasi di Indonesia selalu
berada di atas Negara-negara lain. Tekanan inflasi ini dikarenakan 2 faktor,
yaitu factor primer dan eksternal. Pertama dari Factor primer yaitu naiknya
tarif dasar listrik dan gas elpiji. Sedangkan factor eksternalnya adalah
kenaikan harga komoditas global dan pelemahan nilai mata uang dolar.
Untuk
mengatasi keadaan itu pemerintah pun turun tangan untuk memberikan solusinya.
Yaitu dengan menggenjot ekspor dn investasi bangsa Indonesia. Disamping itu
pemerintah juga akan menjaga pertumbuhan konsumsi masyarakat agar terjaga
dengan baik.
3.2 Saran
Jalankan
solusi yang telah direncanakan agar Indonesia dapat keluar dari bahaya inflasi
di tahun 2012 ini.
DAFTAR PUSTAKA
·
Masram dandosti,”krisis ekonomi
global”http://okezone.com
·
“mengatasi inflasi”http//okezone.com
·
Sri mulyani”inflasi bakal meningkat dari tahun
ini”,kompas.com
·
Indef fadhi hasan”optimalisasi dalam mengatasi inflasi”Koran Sindo
·
Hatta rajasa”wajar inflasi naik tahun
depan”,kompas.com
·
Vibinews”prospek inflasi dan suku bunga tahun depan”
·
Pengantar ekonomi”arti inflasi dan macam-macam
inflasi”
artikel anda menarik ,kami juga mempunyai artikel tentang tingkat inflasi silahkan dibaca semoga bermanfaat dan berikut adalah link nya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2210/1/Pengaruh%20Tingkat%20Suku%20Bunga%20SBI,Nilai%20Tukar%20Mata%20Uang%20dan%20Tingkat%20Inflasi%20Terhadap%20Perubahan%20Harga%20Saham%20Sub%20Sektor%20Perbankan%20di%20Bursa%20Efek%20Indonesia003.pdf